Pinang (Areca catechu) adalah sejenis palma yang tumbuh di daerah Pasifik, Asia dan Afrika bagian timur. Pinang juga merupakan nama buahnya yang diperdagangkan orang. Batang lurus langsing, dapat mencapai ketinggian 25 m. Tajuk tidak rimbun. Pelepah daun berbentuk tabung, tangkai daun pendek; helaian daun panjangnya, dengan ujung sobek dan bergerigi. Tongkol bunga dengan seludang (spatha) yang panjang dan mudah rontok, muncul dibawah daun, dengan tangkai pendek bercabang rangkap, dengan 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya dengan banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Buah buni bulat telur terbalik memanjang, merah oranye, dengan dinding buah yang berserabut. Biji 1 berbentuk telur, dan memiliki gambaran seperti jala. Pinang terutama ditanam untuk dimanfaatkan bijinya, yang di dunia Barat dikenal sebagai betel nut. Biji pinang sejak dulu dimanfaatkan Orang tua untuk menyirih, dengan campuran sirih, biji pinang, gambir dan kapur.
Campuran ini membuat gigi para Orang Tua menjadi tidak mudah keropos. Pencampuran bahan-bahan tersebut dilakukan dengan cara yang masih tradisional, dan kebanyakan hanya dilakukan oleh Orang Tua. Pengkonsumsian campuran sirih, biji pinang, gambir dan kapur yang oleh para orang tua kurang diminati oleh kalangan muda, karena mempunyai rasa pening dan tidak praktis membuat campuran sirih tersebut, apalagi dijaman modern ini orang-orang lebih memilih yang instan dan praktis. Padahal banyak dari pemuda bahkan anak-anak mempunyai pertumbuhan gigi yang kurang bagus, bahkan sebagaian besar dari mereka mempunyai gigi yang keropos, hal ini dikarenakan banyaknya pengonsumsian makanan yang menyebabkan gigi mudah keropos, seperti permen dan coklat, padahal kebutuhan gigi mereka masih panjang. Dan sering kali dengan hanya menggosok gigi tidak dapat menjamin gigi menjadi sehat. Oleh karena itu dibutuhkannya aditif alternatif perlindungan gigi. Zat aditif alternatif ini dapat diperoleh dari biji pinang, karena biji pinang mempunyai banyak kandungan alkaloid seperti guvakolin dan guvasine, yang sampai saat ini belum ada penelitian lebih lanjut tentang manfaat guvakolin dan guvasine terhadap perlindungan gigi. Sehingga akan diadakannya Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP) guna mengetahui seberapa besar pengaruh guvakolin dan guvasine sebagai aditif alternatif perlindungan gigi.
alhamdulillah,, hanya dengan kekuasaan Allah SWT. lah sehinggah proposal PKM-P ni bisa lolos pendaan dikti2012, pintu gerbang pimnas telah terbuka lebar,,
ReplyDeleteraih juara PIMNAS 2012,
AaMiiN