A. Perawatan Tanaman Aquaponik
Tanaman menjadi bagian penting pada sistem aquaponik. Selain sebagai biofilter, tanaman juga berfungsi sebagai "alat ukur" kadar nutrisi yang terkandung dalam kotoran terlarut di air bak/wadah pemeliharaan ikan.
1. Jenis Tanaman
Hampir semua tanaman, baik sayuran daun maupun sayuran buah bisa ditanam dengan teknik aquaponik. Yang penting tanaman tersebut dapat bermanfaat, baik diri sendiri atau orang lain, atau bisa dijual sehingga mendatangkan keuntungan. Berikut beberapa tanaman yang bisa diaplikasikan dalam sistem aquaponik.
a. Kankung
Kangkung termasuk sayuran yang cukup familiar dan tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Tanaman ini tumbuh cepat dan memberikan hasil dalam waktu 30-40 hari. Kangkung terhadap kondisi iklim dan tanah di daerah tropis. Tanaman ini juga selektif terhadap unsur hara tertentu sehingga dapat menyerap semua unsur yang terkandung di dalam tanah. Kangkung memiliki perakaran yang tidak terlalu kuat dan dalam pemeliharaanya memerlukan air seacara terus-menerus.
b. Sawi
Beberapa jenis sawi antara lain sawi putih/sawi jabung, sawi hijau/sawi asin, sawi huma, sawi keritinng, sawi monumen, dan sawi bakso/caisim. Sawi dapat dipanen pada umur 40-45 hari setelah tanam. Selain dari kriteria umur, panen juga dapat dilihat dari keadaan fisik tanaman seperti warna, bentuk, dan ukuran daun. Apabila daun terbawah sudah menguning, sawi harus secepatnya dipanen. Hal itu karena jika sawi mulai memasuki fase generatif, tanaman akan berbunga. Sawi yang dipanen sebelum berbunga akan terasa segar dan tidak terlalu kasar atau keras di lidah.
c. Selada
Selada dapat disajikan dalam menu masakan tertentu seperti sandwich, campuran hamburger, dan salad. Ada beberapa jenis selada antara lain selada krop, selada rapuh, dan selada potong. Pada umut 30-35 hari pascatanam selada sudah bisa dipanen. Tanda selada siap panen adalah jika daun bawahnya sudah hampir menyentuh media. Bisa juga dengan mencoba rasanya. Jika sudah enak, segar, dan renyah; hal tersebut menandakan selada sudah layak dipanen. Bila dipanen terlalu tua, selada akan terasa pahit dan tidak laku dijual.
b. Bayam
Bayam cukup populer sebagai bahan sayur. Ada 2 jenis bayam yang bisa ditanam yaitu bayam hijau dan bayam merah. Terlebih lagi, bayam cocok ditanam di sembarang tempat, baik dataran rendah maupun dataran tinggi. Bibit bayam relatif mudah berkecambah di lingkungan lembap. Umur panen 20-25 hari sejak dari pembibitan/persemaian.
e. Tomat
Tomat termasuk sayuran buah yang cukup populer. Rasanya berupa perpaduan asam dan manis. Tomat dapat dibudidayakan secara aquaponik dengan sistem irigasi tetes. Tomat dapat dipanen pada umur 65-70 hari sejak pembibitan/persemaian., tergantung varietas yang digunakan. Ciri buah siap panen berwarna semburat merah atau jingga.
f. Cabai
Cabai tergolong sebagai sayuran maupun bumbu. Rasa buah yang pedas cocok sebagai penguat rasa. Ada 2 jenis cabai yaitu cabai merah dan cabai rawit (kecil). Tanaman ini dapat dibudidayakan secara aquaponik dengan sistem irigasi tetes. Cabai dapat dipanen ketika berumur 65-80 hari (cabai rawit) dan 70-90 hari (cabai besar). Cabai dipanen ketika buah berwarna merah, jingga, hijau tua, tergantung varietasnya.
g. Kemangi
Kebutuhan kemangi cukup besar untuk rumah makan atau warung kaki lima. Daunya dimanfaatkan untuk lalapan. Karena potensinya yang bagus, kemangi cocok dibudidayakan secara aquaponik. Apalagi tanaman ini mudah dibudidayakan, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tumbuh tegak hingga tinggi 100 cm, aroma daun wangi, cepat tumbuh, serta perkembangan dari biji.
2. Persemaian
Tidak perlu repot untuk mencari tempat menyemai bibit. Bila lokasinya terbatas, tempat persemaian dapat disatukan dengan instalasi aquaponik. Namun, bila memiliki tempat cukup luas, tempat persemaian sebaiknya terpisah dari unit aquaponik. Secara umum, tempat persemaian membutuhkan kondisi lingkungan lebih lembab agar bibit mau berkecambah.
Persemaian dan penanaman dapat dilakukan sekaligus di unit aquaponik. Namun, ada pula yang menyemaikan bibit terlebih dahulu di wadah terpisah (pot, tray, atau nampan). Setelah 12-14 hari dan tumbuh 3-5 daun, bibit baru dipindah ke unit aquaponik. Untuk tanaman yang bida langsung ditanam tanpa harus disemai terlebih dahulu contohnya adalah bayam dan kangkung. Jadi, bibit langsung dipelihara sejak bibit sampai panen.
Hal penting pada tahap persemaian adalah kualitas bibit sebagai tolok ukur produktivitas budidaya secara aquaponik. Produktivitas tanaman sangat tergantung dari unggul-tidaknya bibit. Bibit bisa berasal dari lokal atau impor. Selain mutu bibit, pemilihan jenis tanaman juga pemasaran hasil panen. Dengan demikian, bibit diharapkan dapat berproduksi dengan optimal tanpa kesulitan pemasaran.
Dengan melakukan persemaian terlebih dahulu, ada kesempatan untuk memilih bibit yang baik, vigor, sehat, dan normal. Selain itu, akan diperoleh bibit yang pertumbuhannya seragam. Berikut ini langkah-langkah pembibitan.
- Siapkan wadah (pot, tray, kotak, atau nampan). Buat lubang di bagian dasar atau samping bawah wadah persemaian. Tujuanya untuk mengeluarkan air berlebih sehingga tidak menggenanng dan menyebabkan media tanam terlalu lembap. Untuk wadah tray biasanya sudah lengkapi dengan lubang.
- Masukkan bioball ke bagian dasar, lalu media tanam (kerikil, pasir, atau spon).
- Buat lubang tanam dengan telunjuk tangan atau kayu.
- Masukan bibit ke dalam lubang.
- Tutupi lubang tanam dengan media tanam.
- Cipratkan air ke atas media tanam.
- Tutup dengan plastik untuk menjaga kelembapan media semai.
- Siapkan media tanam (kerikil).
- Masukkan bioball atau pecahan genting ke bagian dasar pot, lalu masukkan media tanam ke dalam pot. Setelah itu, siram air hingga menjadi jenuh.
- Buat lubang tanam di dalam media sebesar ukuran bibit (tomat, cabai).
- Tanam bibit di dalam pot dengan cara memasukkan seluruh media yang membungkus perakaran bibit ke dalam lubang tanam. Satu pot berisi 1-2 bibit.
- Ratakan media tanam di permukaan hingga pangkal akar bibit tertutup dengan baik.
- Bibit yang ada di pot siap dialiri air
- Siapkan gelas media tanam (netpot) yang dilubangi bagian dibawahnya dan media tanam (kerikil atau sekam bakar).
- Seleksi bibit (selada, sawi, kangkung, bayam) yang baik. Pilih bibit yang jumlah daunnya 3-4 lembar (umur 10-15 hari sejak pembibitan).
- Masukan bioball ke dasar netpot, lalu masukkan media tanamnya.
- Buat lubang di media tanam, lalu masukkan bibit ke lubang tanam tersebut.
- Pindahkan netpot berisi bibit ini ke instalasi aquaponik.
- Selama proses pembesaran hanya menggunakan air dari bak pemeliharan ikan.
- Waktu panen. Sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena turgor sel masih tinggi sehingga sayuran akan terasa lebih segar. Dengan demikian, sayuran masih segar saat sampai lokasi tujuan.
- Alat panen. Untuk memanen sayuran daun dan sayuran buah dapat menggunakan gunting atau pisau tajam.
- Cara panen. Pemanenan cabai atau tomat dilakukan dengan menyertakan 1-1,5 cm tangkainya. Tangkai buah penting untuk mempertahankan kualitas buah.
- Berikut tahap panen sayuran.
- Cabut tanaman dari lubang tanam.
- Masukkan sayuran ke dalam keranjang plastik. Usahakan tidak terlalu banyak tumpukan dalam satu keranjang.
- Sortasi. Hasil panen dikumpulkan, lalu diseleksi dengan kriteria berikut.
- Sayuran dikumpulkan di keranjang. Pilih yang bagus, lalu diikat sesuai dengan ukurannya.
- Tomat berukuran seragam dengan tingkat kematangan ¾. Buah yang bagus dimasukkan ke keranjang.
- Hasil panen yang bengkok, cacat, berukuran terlalu besar, dan belang segera diapkir.
B. Perawatan Ikan Aquaponik
Ikan merupakan bagian penting dari sistem aquaponik ini. Hal ini karena pupuk organik yang dibutuh oleh tanaman bersumber dari hasil metabolisme (feses) ikan. Ada beberapa jenis ikan yang sudah teruji baik untuk aquaponik, antara lain: ikan lele, ikan patin, dan ikan gurami.
1. Jenis ikan
Jenis ikan yang bisa dibuat tumpang sari dengan sayuran sebaiknya jenis herbivora atau omnivora. Lebih baik lagi bila ikan jenis yang "tahan banting" terhadap fluktuasi lingkungan.
a. Ikan lele
Penyebaran ikan lele sangat luas hampir di seluruh Indonesia. Hal ini karena ikan berkumis ini relatif mudah dibudidayakan. Pemasarannya pun termasuk mudah sehingga perputaran uangnya cepat. Ada beberapa jenis ikan lele unggul, yaitu lele sangkuriang dan lele phyton. Kelebihan ikan lele antara lain pertumbuhan tinggi dan konversi pakan lebih rendah. Dengan menggunakan sistem aquaponik, diharapkan kualitas air selama pemeliharaanya menjadi lebih baik sehingga pertumbuhannya bisa lebih cepat. Serangan penyakit hampir dikatakan jarang terjadi pada budidaya ikan lele.
b. Ikan patin
Ikan patin mulai banyak dikembangkan karena relatif mudah dibudidayakan. Kelebihannya terletak pada dagingnya yang berwarna putih, lembut, dan sedikit durinya. Tak heran bila ikan ini menjadi favorit dalam kuliner. Harga jual yang tinggi juga menarik minat untuk membudidayakannya. Pada budidaya selama 6-7 bulan, ikan patin dapat mencapai panjang 35-40 cm. Meskipun ikan nokturnal, ikan ini cukup responsif terhadap pemberian pakan buatan (pelet).
Ikan ini tidak membutuhkan air yang mengalir untuk pertumbuhannya. Namun, pada perairan yang tidak mengalir dan kandungan oksigen rendah pun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini. Itulah sebabnya ikan ini relatif cocok dikembangkan dengan teknik aquaponik.
c. Ikan gurami
Ikan gurami merupakan salah satu jenis ikan yang sudah banyak dibudidayakan masyarakat. Di pasaran, gurami termasuk ikan yang mempunyai harga relatif stabil di antara jenis ikan tawar lainnya. Pemeliharaan ikan ini juga relatif mudah dan teknologi budidayanya telah berkembang dengan baik. Hanya saja, pemeliharaan ikan gurami memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu 7-12 bulan. Kelebihan ikan terletak pada tekstur dagingnya yang padat dan gurih. Itulah sebabnya bila ikan gurami menjadi primadona ikan tawar.
Ikan gurami menyukai tempat hidup di perairan yang airnya tidak terlalu dalam aliranya tidak terlalu deras. Ikan ini tergolong jenis omnivora yang memakan tumbuhan atau hewan kecil. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
2. Pemiliharaan
Pemilihan jenis ikan sangat penting dalam budidaya dengan sistem aquaponik. Ketiga jenis ikan tersebut menjadi rekomendasi pada sistem aquaponik karena sudah teruji. Pemeliharan ikan ini mulai dari mengatur padat tebar. Padat tebar ini merupakan salah satu faktor pembatas utama yang mempengaruhi satu dengan lainya melalui persaingan dalam memperebutkan makanan dan ruang gerak.
Ikan akan mengeluarkan kotoran atau bahan baungan ke dalam air dan ini tidak hanya akan mempengaruhi pertumbuhan, tetapi juga menjadi bahan yang beracun. Padat tebar yang terlalu tinggi akan menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air dan secara tidak langsung akan mempengaruhi nafsu makan ikan. Proses produksi benih langsung akan mempengaruhi nafsu makan ikan. Proses produksi benih ikan lele, misalnya pada ukuran 5-8 cm sampai ke ukuran 8-12 cm padat tebarnya 250 ekor/m². Kepadatannya dapat dikurangi seiring dengan pertumbuhan ikan.
Pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi makanan, suhu, dan kimia perairan (oksigen, keasaman, dan amonia). Ketersediaan pakan dengan kualitas dan kuantitas yang baik akan menyebabkan pertumbuhan serta perkembangan ikan yang baik. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yang mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat, lemak, serta vitamin dan mineral.
Suhu dalam media budidaya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan dan berkaitan dengan laju metabolisme ikan. Aktivitas metabolisme yang tinggi menyebabkan ikan aktif mencari makan sehingga laju pertumbuhan bobot mutlak menjadi lebih cepat. Sementara itu, pada suhu yang lebih rendah aktivitas metabolisme berjalan lebih lambat. Selain itu, faktor kimia perairan seperti kandungan oksigen terlarut, pH, dan amonia sangat mempengaruhi proses pertumbuhan ikan.
*Tips mencampur probiotik dengan pakan:
- Masukkan pakan ikan ke wadah 1 kg
- Tuangkan air 10 tutup botol air mineral atau 50 ml dengan perbandingan cairan probiotik sebanyak 5 tutup botol air mineral atau 25 ml
- Aduk hingga merata, lalu biarkan dalam keadaan tertutup rapat dan bisa digunakan 15 menit sehingga setelah 12 jam pakan harus habis.
- Waktu tersebut sudah cukup untuk mikroba mengurai bahan makanannya.
3. Panen
Panen merupakan kegiatan mangambil hasil dari kegiatan budidaya. Ada 2 jenis panen, yaitu panen serentak dan panen sebagian. Jenis panen ini tergantung pada jenis komoditas dan kebutuhan. Panen serentak dilakukan dengan cara menangkap dan menjual semua ikan yang dipelihara. Sebelum dipanen, bak/wadah pemeliharaan ikan dikuras lebih dahaulu. Sementara itu, panen sebagian dilakukan hanya pada ikan dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan selera konsumen atau pasar. Panen ini dilakukan tanpa harus menyurutkan volume air di dalam bak/wadah pemeliharaan.
Pada prinsipnya, panen harus dilakukan secara hati-hati agar ikan tetap hidup setelah ditangkap dan ditampung dalam panen adalah mengurangi tingkat stres ikan. Alat tangkap yang digunakan dianjurkan terbuat dari bahan yang halus dan lembut. Proses penangkapannya pun dilakukan dengan hati-hati. Waktu pelaksanaan panen sebaiknya pada saat sore hari ketika cuaca tidak panas.
Ikan hasil panen dimasukkan ke dalam wadah pengangkutan. Pengangkutan secara tertutup biasanya menggunakan wadah kantong plastik. Sementara itu, pengangkutan terbuka biasanya menggunakan wadah berupa drum/jerigen. Misalnya, satu kantong plastik dapat memuat ikan sebanyak 5-7 kg, sedangkan drum plastik berukuran 160 liter dapat mengangkut 20-25 kg ikan. Untuk menjaga kestabilan suhu saat pengangkutan, bisa menggunakan pecahan batu es.
Post a Comment for "Tips Sukses Perawatan Tanaman dan Ikan Aquaponik"