Tap This All You Need Here by Affiliated Shopee

Aquaponik Solusi Cerdas Tak Punya Lahan Berkebun

  

    Menjadi petani tidak harus di desa atau kampung dengan kebun yang luas. Di kota pun bisa, bahkan dengan memanfaatkan lahan terbatas. Banyak pilihan komoditas yang bisa diterapkan, baik sayuran atau ikan. Semua bisa dilakukan di satu tempat. Itulah aquaponik. Praktis, mudah, dan bisa diusahakan di lahan sempit yang sangat cocok untuk kondisi masyarakat perkotaan.

    Seiring dengan semakin pesatnya laju pembangunan dan penambahan penduduk di perkotaan, masalah yang harus dihadapi adalah semakin berkurangnya sumber air bersih. Padahal, air sangat diperlukan dalam bidang pertanian dan perikanan. Kualitas perairan di daerah perkotaan sudah tercemar oleh polutan sehingga sulit untuk mendapatkan sumber air bersih yang sesuai untuk budidaya sayuran dan pembesaran ikan. Oleh karena itu, perlu adanya teknologi yang murah dan efisien untuk meningkatkan produksi sayuran dan pertumbuhan ikan. Salah satu alternatif pemecahannya adalah sistem aquaponik yang pada dasarnya memanfaatkan sistem resirkulasi

    Aquaponik merupakan alternatif budidaya tanaman dan ikan dalam satu tempat.Teknik ini mengintegrasikan budidaya ikan secara tertutup (resirculating aquaculture) yang dipadukan dengan tanaman. Dalam proses ini, tanaman memanfaatkan unsur hara dari kotoran ikan. Jika kotoran ikan ini dibiarkan di dalam kolam akan menjadi racun bagi ikan.

    Tanaman di sini berfungsi sebegai biofilter yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan sekaligus menyuplai oksigen pada air yang digunakan untuk pemeliharaan ikan. Dengan teknik ini akan terjadi simbiosis mutualisme atau siklus yang saling menguntungkan. Keuntungan yang diperoleh adalah efisiensi penggunaan air dsan pengurangan pencemaran limbah hasil buangan ke perairan umum. Periode resirkulasi air berpengaruh terhadap kualitas serta kuantitas ikan dan tanaman yang dihasilkan.

    Pada sistem resirkulasi ini perlu ditambahkan pengaliran air dan penambahan oksigen (aerasi), terutama untuk ikan mas yang rentan terhadap oksigen rendah. Dengan demikian, perlu diberi aerasi secara terus-menerus selama 24 jam. Oleh karena itu, ikan-ikan yang direkomendasikan pada aquaponik adalah yang "tahan banting" antara lain lele, ikan patin, ikan nila dan ikan gurami.

    Bagi yang mengaplikasikan teknik aquaponik, tentu saja akan sangat menguntungkan. Hal itu karena budidaya secaera aquaponik tidak harus di lahan luas. Cukup memanfaatkan lahan di sekitar rumah. Aquaponik diharapkan dapat menjadi model pertanian dan perikanan perkotaan. Teknik budidaya ini juga dapat diterapkan di taman kota dan perumahan. Pada teknologi ini, air yang telah terpakai digunakan kembali sebagai media penyubur sayuran.

1. Pola Tanam Terpadu Teknik Aquaponik

    Pola tanam terpadu adalah menyatukan beberapa tanaman dalam satu manfaat. Prinsip utamanya adalah rantai makanan. Aquaponik merupakan sistem berkelanjutan yang mengombinasikan aquakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik. Aquaponik terdiri atas dua komponen penting, yaitu bagian hidroponi tempat tanaman tumbuh dan bagian aquakultur tempat ikan dipelihara. Dalam Aquakultur normal, eksresi ikan akan terakumulasi di air membentuk sedimen dan dapat meningkatkan toksisitas air jika tidak dibuang. Sedimen dari kotoran ikan dan pakan yang tidak dimakan dapat terakumulasi pada sistem pemeliharaan tertutup tanpa sirkulasi. Berbeda dengan sistem air resirkulasi, ekskresi ikan diberikan pada tanaman agar dipecah menjadi nitrit dan nitrat melalui proses alami. Ekskresi ini dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi. Kemudian, air bersirkulasi kembali ke sistem aquakultur.

    Aquaponik memiliki sistem tambahan seperti biofilter yang menjadi tempat bagi bakteri nitrifikasi untuk mengubah amonia dari kotoran ikan menjadi nitrat yang dapat digunakan oleh tumbuhan. Bila diperlukan, dapat ditambahkan aerator yang bertugas membuat udara terlarut dalam air bertambah agar ikan dan tanaman dapat bernapas dengan baik.

    Tanaman ditumbuhkan di sistem hidroponik dengan akar terendam dalam air. Hal ini membuat tanaman menyerap senyawa nitrogen yang dapat bersifat racun bagi ikan sehingga akar berfungsi sebagai penyaring. Dari sistem  hidroponik, air dibersihkan dan diaerasi sebelum kembali ke sistem aquakultur. Demikian siklus ini berlanjut terus-menerus dibantu oleh pompa air.

    Tanaman yang dapat dibudidayan secara aqusponik sebagian besar adalah sayuran daun yang dapat tumbuh dengan baik. Beberapa contohnya antara lain selada, sawi, kangkung, dan bayam. Sementara itu, tanaman sayuran buah juga bisa ditanam secara aquaponik seperti tomat dan cabai. Tanaman lain seperti kemangi, seledri, dan selasih juga bisa ditanam secara aquaponik.

    Tanaman pada fase pertumbuhan memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda sehingga fase pemanenan dapat dilakukan bersamaan dengan penanaman bibit. Hal ini dilakukan untuk menjaga penyerapan nutrisi yang stabil sepanjang waktu. Ikan air tawar yang paling umum dipelihara di dalam aquaponik antara lain ikan lele, ikan patin, dan ikan gurami. Bahkan, ada kemungkinan juga bisa untuk membudidayakan ikan mas, ikan nila, belut, bahkan udang galah atau lobster. 

2. Teori Dasar Aquaponik

    Landasan teori akuponik ini adalah memadukan antara ikan, tanaman, dan matahari. Ikan sebagai penghasil pupuk alami. Tanaman berfungsi sebagai biofilter dan pemanfaat hasil gas dari hasil ekskresi/kotoran ikan. Sementara itu, matahari adalah sumber energi untuk pertumbuhan serta perkembangan tanaman dan ikan serta sumber energi pembangkit tumbuhnya zooplankton dan fitoplankton dalam air.

    Dalam pekembangannya, probiotik sangat dibutuhkan sebagai penyempurna sistem aquaponik ini. Probiotik membantu pencernaan pada perut ikan hingga kotoran yang dihasilkan sudah hampir sempurna. Indikasinya, bau tidak sedap pada air kolam berkurang. Probiotik sendiri merupakan mikroorganisme dengan kemampuan luar biasa untuk mengurai bahan organik. Mikroorganisme yang dibutuhkan adalah mikroba yang menguntungkan, karena ada juga yang merugikan.

    Untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dalam aquaponik juga dibutuhkan mikroba. Mikroba berfungsi pada proses nitrifikasi atau pemotongan unsur N dan C pada senyawa NH3 dan CO2 yang dibutuhkan oleh asupan pada tanaman. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut.

  • Daerah media. Tanaman yang ditumbuhkan terbatas. Contohnya, kedalaman dangkal sangat bagus untuk tanaman berakar pendek, tetapi tidak berlaku untuk tanaman berakar panjang seperti tomat.
  • Daerah mati. Tempat pembersihan media tanaman supaya tidak terjadi anerobic zone. Daerah ini dibersihkan oleh bakteri yang baik dan banyak ruang untuk pertumbuhan akar.
  • Daerah permukaan atau daerah penetrasi cahaya. Tempat yang masih terkenak atau terjaungkau cahaya matahari yang dibutuhkan tanaman untuk proses  fotosintesis.
  • Daerah akar. Sebagian besar akar dan tanaman tumbuh di daerah ini. Selama masa penanaman, daerah ini akan dialiri oleh air dan menyebabkan proses yang sempurna dan efisien untuk mengirimkan oksigen ke akar tanaman, bakteri baik, mikroba tanah, serta cacing.
  • Daerah pengumpulan limbah padat. Merupakan tempat limbah ikan dan limbah sisa pakan terkumpul. Volume tersebut akan berkurang akibat aktivitas mikroba dan cacing.
3. Teknik Dasar Aquaponik

    Sistem resirkulasi merupakan sistem pemanfaatan kembali air yang telah digunakan dalam usaha pemeliharaan ikan dengan filter biologi dan fisika berupa tanaman dan medianya. Singkatnya, air yang berasal dari wadah pemeliharaan ikan dialirkan dengan menggunakan pompa air ke filter yang juga berfungsi sebagai tempat untuk menanam tanaman. Kemudian, air yang sudah difilter dialirkan kembali ke kolam ikan secara gravitasi.
    Resirkulasi berlangsung terus-menerus dan penambahan air dari luar hanya dilakukan pada saat tertentu untuk menjaga agar ketinggian air tidak berkurang. Berikut teknik resirkulasi.
  • Teknik fisika, menggerakan air secara dinamis sehingga perlu pompa air. Teknik ini akan menghasilkan oksigen terlarut dalam air semakin banyak. Masih dalam tahap teknik fisik, pemberlakuan media tanam juga dibutuhkan untuk menstabilkan pH air.
  • Teknik biologi, menumbuhkembangkan tanaman yang sangat bermanfaat pada biota air sekaligus berfungsi sebagai biofilter. Hubungan antara pemeliharaan kan dan tanaman juga akan berjalan dengan baik secara langsung maupun tidak langsung.
  • Teknik kimia, memberikan mikroba untuk mempercepat dan melancarkan penguraian unsur atau senyawa gas yang bisa dimanfaatkan tanaman dan berdampak seha untuk ikan. Gas yang dihasilkan dari hasil sekresi ikan adalah NH3. 
    Hasil limbah buangan pada sistem biologi pertama merupakan nutrien bagi sistem biologi kedua. Hasil integrasi ikan dan tanaman dalam aquaponik dapat meningkatkan keragaman dan hasil panen yang berlipat ganda. Airnya digunakan kembali melalui filtrasi biologi dan resirkulasi. Hasil dari metabolisme ikan dan sisa pakan yang terlarut dapat bersifat racun bagi organisme aquatik antara lain amonia, nitrit, H2S, dan gas metan. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan menggangu pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan di dalamnya.

    Amonia yang terakumulasi di kolam dioksidasi menjadi nitrit oleh bakteri Nitrosomonas lalu nitrit tersebut dioksidasi oleh bakteri Nitrobacter menghasilkan nitrat. Nitrat inilah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Jadi, dengan menggunakan sistem aquaponik, zat yang semula racun bagi ikan dapat dimanfaatkan untuk produksi tanaman.

    Nitrogen ditemukan melimpah dalam bentuk gas di atmosfer. Namun, gas tersebut tidak dapat digunakan secara langsung oleh organisme karena memerlukan energi yang besar untuk memecah ikatan rangkap tiga dari gas nitrogen. Di perairan, nitrogen ditemukan dalam dua bentuk, yaitu nitrogen terlarut (dissolved) dan tidak terlarut (particulate). Keduanya tidak dapat langsung digunakan oleh organisme dengan tingkatan lebih tinggi, tetapi harus ditranformasi terlebih dahulu oleh bakteri dan jamur.

Checkout instalasi Aquaponik tinggal pasang 

Post a Comment for "Aquaponik Solusi Cerdas Tak Punya Lahan Berkebun"