Tap This All You Need Here by Affiliated Shopee

“Membangun Kepribadian Islami, Solusi Social Hunger (Kehausan Sosial) Generasi Muda Bangsa ”


Generasi muda memiliki peran yang penting dalam proses regenerasi suatu masyarakat atau bangsa . Generasi mudalah yang akan meneruskan tongkat estafet kepemimpinan suatu negeri. Keberhasilan suatu bangsa akan tercermin dari keberhasilannya melahirkan generasi penerus yang berkualitas yang nantinya akan mampu mengangkat harkat dan martabat bangsanya di mata bangsa-bangsa lainnya. Namun jika generasi penerus yang dihasilkan lemah, tidak bermoral, tidak mampu memikul tanggung jawab kebangkitan, maka perjuangan generasi sebelumnya akan sia-sia.
Generasi muda juga mempunyai potensi yang sangat dahsyat yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan kepentingan. Sehingga, gejolak jiwa kepemudaanya perlu dipersiapkan dan perlu mempersiapkan diri menjadi pribadi-pribadi yang unggul dan berkarakter, maka akan siap mengampil peranan, berjuang demi kemajuan umat manusia. Sekalipun generasi muda memiliki sisi positif, akan tetapi opini yang berkembang tentang generasi muda ( remaja dan pemuda) lebih mengarah pada sisi negative.
Pada kenyataannya, sekarang remaja dan pemuda yang penuh potensi itu dihadapkan dengan permasalahan tentang masa-masa remaja atau pemuda yang disebut juga sebagi masa social hunger (kehausan social), sehingga saat mudah terpengaruh oleh hal-hal yang baru dari luar dirinya dalam mencari identitas jati diri. Ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayannya (peer grup). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustasi dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila generasi muda atau usia remaja dapat diterima oleh rekan sebayanya akan merasa bangga.
Seperti yang telah diketahui, generasi muda merupakan sasaran potensial bagi para produsen dalam memasarkan produknya. Generasi muda yang bergaya hidup konsumtif rela mengeluarkan uang hanya jaga gengsi dalam pergaulan. Baik itu masalah makanan dan minuman, pakaian, juga masalah hiburan (Food, Fashion, and Fun).
Pergeseran gaya hidup yang melanda generasi Indonesia ialah gaya hidup budaya Barat. Perubahan gaya hidup pada generasi mudah sebenarnya dapat dimengerti dari usia dominan yaitu usia remaja, sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri. Hal tersebut ingin diakui eksistensinya oleh lingkungannya.
Lantas, solusi dan bagaimana cara menanganinya?

Pemuda dan remaja (generasi muda) sudah sewajarnya menjadi penerus cita-cita luhur bangsa dan agama (Islam) ini sebagai Rahmatan lil a’lamin. Maka sangat penting untuk adanya upaya menyelematkan dan mengatasi social hunger (kehausan social) generasi muda karena berbagai masalah tersebut adalah  tantangan bangsa ini. Dimana itu adalah tanggung jawab kita sebagai seorang muslim.
Dengan kata lain membentuk pola pikir yang islami. Sedangkan ukuran terbentuknya pola pikir islami dalam diri generasi muda adalah kemampuan generasi muda ( remaja dan pemuda) untuk menilai setiap pemikiran, fakta dan realita serta kejadian berdasarkan standar Islam;  kemudian menjadikan pemahamannya sebagai bentuk praktis dalam aktivitasnya, sampai tertanam dalam dirinya pola sikap Islami. Sehingga generasi muda memiliki kepribadian islami yang kaffah, yang mampu menilai dan menyikapi setiap pemikiran, fakta dan peristiwa yang berkembang di masyarakat.
Upaya tersebut turut bisa dilakukan oleh individu yang telah memiliki kesadaran islami, keluarga, masyarakat, maupun oleh negera. Selain itu, generasi pemuda harus mentranformasikan pemahaman keislamannya yang kaffah tersebut kepada generasi muda yang lain. Keluarga memberikan perhatian dan suri tauladan kepada generasi muda dari pelaksanaan nilai-nilai islami; masyarakat mengambil peran kontrol terhadap pola-pola perilaku remaja dan pemuda serta negara beserta perangkat-perangkatnya.
Di tengah-tengah permasalahan dalam generasi muda ini diperlukan suatu kesadaran baru semacam “cara pandang” baru. Kesadaran ini harus kita miliki untuk memperbaiki generasi muda dan diri. Untuk selanjutnya kita perlu me-rethinking akan perlunya pengembalian spirit visi dan aksi islami sebagai solusi terhadap problematika social hunger (kehuasan social) kehidupan generasi muda.
Membangun seorang generasi muda yang kokoh, yang terlebih dahulu adalah berusaha membangun visi dan misi yang islami pada setiap individu generasi pemuda. Hal ini harus dimiliki sebagai usaha untuk melakukan perubahan kearah perbaikan hidup generasi muda secara menyeluruh dan utuh (integral). Visi dan misi ini dibangun di atas aktifitas berfikir (intelektual) yang obyektif, merasakan (spiritual) yang mendalam dan berprilaku (moral) yang mulia, yang sepenuhnya dilakukan secara sadar bukan paksaan.
Dengan demikianlah upaya membangun kepribadian yang islami untuk memperbaiki dan mengatasi social hunger (kehausan social) generasi muda. Sehingga tidak ada lagi generasi muda yang kaya akan potensi terjerumus pada dunia yang kelam, dan optimalkan potensi besarnya untuk memberikan kontribusinya bangsa dan agama. 

3 comments for " “Membangun Kepribadian Islami, Solusi Social Hunger (Kehausan Sosial) Generasi Muda Bangsa ”"

  1. Sosial Hunger? Baru denger, keren mas! :)

    Mau tanya, bgmn mungkin indikasi permasalahan generasi muda ada di penerimaan dan penolakkan kelompok?







    ReplyDelete
    Replies
    1. Indikasi itu saya peroleh dari sebuah jurnal yang juga mengakat studi kasus social hunger juga :). berbeda dengan pernyataan sebagian besar ahli psikologi yang menyatakan masa remaja yang penuh masalah, penuh gejolak, penuh risiko, over energi (secara psikologis) dsb, itu dikarenakan oleh aktifnya hormon-hormon tertentu :)

      Delete