
"Medievel Islam was technologically advanced and open to innovation. It achieved far higher literacy rates than in contemporary Europe; it assimilated the legacy of classical Greek civilization to such a degree that many classical books are now known to us only through Arabic copies."
Jared Diamond,
(Ahli Fisiologi ternama UCLA, pemenang Pulitzer untuk bukunya Guns, Germs and Steel, The Fates of Human Societies, 1997.)
Abad ke-8. Benua Eropa masih terbenam dalam 1.000 tahun kegelapan, miskin, dan terbelakang. Akan tetapi, sebuah kota di jazirah Arab, Bagdad, seperti sebuah kota dari dunia lain. Sebuah negeri dogeng, negeri "1001 Malam" yang sangat makmur dengan kekayaan yang nyaris tidak terbayangkan. Bagdad adalah pusat sebuah imperium yang sangat berkuasa saat itu, Kekhalifahan Islam Abbasiyah. Negeri tempat Sinbad, Aladin, dan sang raja yang bijaksana, Harun al-Rashid tinggal. Kota itu dihiasi istana-istana megah, yang keindahannya melebihi istana bangsa Romawi.
Bagdad dan peradaban Abbasiyah adalah pusat dunia. Pedagang-pedagang dari Cina, India, Swedia di ujung Eropa, bahkan kepulauan Nusantara bertemu di pusat pelabuhannya di sungai Tigris yang sangat sibuk. Para intelektualnya adalah manusia-manusia paling cerdas di muka bumi. Kata-kata ilmu pengetahuan bahasa Inggris yang digunakan sekarang, Algebra, Algorithm (sistem flowchart yang juga digunakan program komputer), Zero, Chemical (alchemy), dan banyak lainnya berasal dari bahasa Arab. Bukti bahwa ilmu pengetahuan manusia mencapai salah satu puncaknya di masa itu. Masa dimana bisa disebut sebagai The Golden Age of Science.
Ilmu yang dikembangkan juga pada bidang-bidang yang bersifat praktis. Para ilmuwan Arab mengembangkan ilmu untuk sistem pengelolaan air, seperti pembutan kanal, bendungan, dan reservasi air. Berkat sistem penyaluran air bawah tanah yang modern yang dinamakan "qanats" , air bisa tersedia dengan melimpah sampai ratusan mil jauhnya. Para ilmuwan juga merancang sistem hidrolik untuk lebih mengefektifkan panyaluran air.
Ilmu pertanian juga berkembang pesat. Pertanian Arab sudah lama melakukan sistem tanam silang, analisis tanah, penggunaan pupuk penyubur tanah, dan pengelolaan irigasi air. Buku-buku banyak ditulis tentang cara mendapatkan hasil panen yang lebih baik.
Pada masa The Golden Age of Science muncul juga para ahli botani yang pertama di dunia, 5 diantaranya adalah:
1. Al-Awwan
Al-awwan memiliki nama lengkap Abu Zakaria Yahya Ibnu Muhammad Ibnu Al-Awwan. Ia adalah seorang ahli botani dari Sevilla, Spanyol. Ini menuliskan karya yang berjudul Al-Filahah. Kitab Al-Filahah menguraikan 585 jenis tanaman hasil penelitianya. Selain itu, kitab ini berisi tentang sejumlah gejala dan nama penyakit tanaman serta cara mengatasi penyakit tersebut agar tanaman tumbuh dengan sehat. Dalam kitab Al-Filahah, Al-Awwan juga menuliskan hasil observasi-observasi baru terhadap jenis tanah dan perbedaan jenis pupuk tanaman.
2. Al-Baitar
Al-Baitar memiliki nama asli Abu Muhammad Abdullah Ibn Ahmad Ibn Al-Baitar Dhiya al-Dun al-Malagi. Ia dilahirkan dilahirkan di kota Malaga, Spanyol. Al-Baitar dikenal sebagai ilmuwan muslim di bidang botani. Ia telah mengarang lebih dari enam buah buku dan buku yang terkenal berjudul al-Jami fi al-Aduriya al-Mufrada. Buku ini membahas mengenai tumbuhan dan kaitanya dengan Ilmu pengobatan Arab. Buku ini menjadi rujukan para ahli tumbuhab dan obat-obatan hingga abad ke-16. Ensiklopedia tumbuhan yang ada dalam kitab ini mencakup 1.400 tumbuhan. Selain itu, Al-Baitar juga menulis buku berjudul al-Mughri fi al-Adwiya al-Mufrada, yaitu ensiklopedia obat-obatan.
3. Al-Ghafiqi
Al-Ghafiqi adalah seorang tabib dan ahli botani. Ia mengoleksi tumbuh-tumbuhan yang berasal dari wilayah Spanyol dan Afrika. Selain menggunakan berbagai jenis tanaman tersebut untuk menjadi ramuan obat, al-Gafiqi juga membuat catatan yang mengambarkan secara akurat jenis-jenis tumbuhan yang ia koleksi. Karya Al-Ghafiqi yang terkenal berjudul Al-Adwiyah Al-Mufuadah. Karya ini memberikan inspirasi kepada Al-Baitar dan Al-Awwan untuk meneliti tumbuh-tumbuhan.
4. Al-Jahiz
Al-Jahiz adalah seorang ilmuwan muslim terkenal keturunan Arab Negro dari Timur Afrika. Ia dilahirkan di Basra pada 781 M- 868 dan memiliki nama asli Abu Amr Usman bin Bahr al-Kinami al-Fuqaimi al Bahr. Al Jahiz dikenal sebagai penulis prosa Arab, Sastra Arab, Biologi, Zoologi, Sejarah, Filsafat Islam awal, Psikologi Islam, Teologi Mu'tazilah dan Polemik dalam Politik-Agama. Sejarah Islam mencatat, Al-Jahiz sebagai ahli Biologi pertama yang mengungkapan teori berjuang untuk tetap hidup atau strugle for existence sebagai ahli Biologi perubahan hidup burung melalui migrasi dan menuliskan kitab Al-Hayawan (Buku tentang hewan). Dalam kitab itu dia menulis tentang kumam, teori evolusi adaptasi, dan psikologi binatang.
5. Al Masudi
Al-Masudi memiliki nama asli Abu al-Hasan Ali Ibn al-Husayn Ibn Al-Mas'udi dan lahir tahun 896 M di Bagdad
Al Masudi merupakan muslim pertama yang memberikan kerangka dasar teori evolusi dalam bukunya yang berjudul Meadow of Gold (Padang Rumput Emas). Selain itu, ia juga menuliskan buku yang berjudul Al-Tanbila Wal Ishraq. Dalam bukunya tentang evolusi tersebut menyebutkan bahwa ada proses perubahan dari mineral ke tumbuhan, tumbuhan ke hewan, dan dari hewan ke manusia.
Lantas apa rahasia kehebatan dan kegeniusan para tokoh tersebut?
Para tokoh besar tersebut mereka ada para pembelejar yang lebih cepat, lebih banyak, lebih sistematis dan tidak membuang banyak waktu untuk hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang Islam di kekhalifahan Abbasiyah dan Andalusia belajar dengan semangat tinggi sperti halnya mereka akan segera melihat surga dihadapan mereka. Ini adalah hasil dari ajaran Nabi Muhammad Saw. tentang keutamaan menimba ilmu bagi keunggulan dunia dan akhirat. Orang-orang Eropa pada saat Renaisans, berusaha saling mengalahkan satu sama lainya dalam menimba Ilmu. Ilmu Yunani menjadi trend saat itu, lambang keunggulan status sosial. Bangsa Jepang pada masa Restorasi Meiji belajar dengan cepat seakan-akan kehidupan mereka terancam setiap hari.
Dan memang seperti itu keadaanya, tidak hanya bagi Jepang, tetapi bagi semua bangsa yang terlambat belajar. Bangsa Jepamg memahami betul bahwa kunci keunggulan dan bahkan kebahagiaan adalah terus belajar dan terus berusah untuk memahami segala sesuatu sampai mencapai kesempurnaan. Sebaliknya, mereka juga paham betul bahwa jika mereka tidak segera belajar dengan cepat, mereka akan makin jauh tertinggal dari bangsa-bangsa yang lebih maju. Semua tokoh hebat juga memiliki semangat yang umggul dalam belajar.
Semua bangsa dan orang-orang besar yang bervisi juga menyadari bahwa kekuatan terbesar adalah bukan uang, sama sekali bukan. Itulah mengapa bangsa-bangsa miskin bisa bangkit walaupun tadinya nyaris tidak punya apa-apa. Tidak ada kekuatan yang lebih hebat, yang mampu memecahkan segala masalah daripada kemauan manusia untuk belajar dan kemauanya yang keras untuk berubah. Kecerdasan, kreativitas, dan hasil kerja kerasnya itu yang kemudian akan mendatangkan kemakmuran.
Bangsa dan para tokoh hebat mempunyai fokus yang tinggi dalam menyerap ilmu. Mereka fokus dalam belajar dan memperbaiki diri
Abbasiyah pada masa keunggulannya adalah bangsa pembelajar. Demikian juga Itali pada masa kemajuan Renaisans. Mereka bangkit dan maju karena fokus.
Semua orang senang melakukan hal-hal yang menyenangkan tentu saja. Hal-hal yang menyenangkan menimbulkan semangat, kegairahan yang tinggi, juga meningkatkan intensitas. Kesenangan membaca, senang bereksperimen, juga senang belajar dari orang lain. Kesenangan dalam mengetahui lebih banyak dan makin banyak lagi juga menimbulkan kebanggaan pada diri mereka.
Proses belajar yang menyenangkan menciptakan daya serap yang jauh lebih dahsyat. Keinginan dan semangat belajar juga akan berkembang lebih hebat bahkan bisa menciptakan kegeniusa. Pada masa kejayaan Islam, orang-orang berilmu sangat dihormati. Ilmu adalah kebanggaan besar sehingga setiap orang jadi bersemangat mencari Ilmu dan muncul orang jenius. Masa Renaisans di Eropa, para penguasa Italia senang mengejar ilmu karena hal itu dianggap trendi. Ilmu menjadi simbol status baru yang diinginkan semua orang.
Kalau Anda pemimpin, buat bangsa Anda lebih menyenangkan. Selalu berikan harapan dan optimisme bahkan disaat-saat yang berat. Belajarlah dari pemimpin-pemimpin terbesar dunia yang mampu menginspirasi bangsanya. Mereka selalu mengajari bangsanya dan membuat proses belajar menjadi menyenangkan, misalnya dengan orasi-orasi (dan visi) yang penuh inspirasi dan optimisme. Ini selalu membuat sebuah bangsa lebih kuat, lebih stabil, dan akhirnya mampu belajar dan bergerak lebih cepat. Bangunlah sebuab proses pembelajaran strategis (dan sistem pendidikan) yang menyenangkan, kemampuan untuk membuat proses belajar (dan hidup) lebih menyenangkan, mungkin bahkan lebih dahsyat dari kemampuan untuk berpikir positif.
Reference:
-Imperium III
-Kumpulan Hafalan Biologi
Post a Comment for "Para Botani Legendaris & Rahasia Dibalik Kejayaanya"