Pendahuluan
Adanya pengeksploitas sumber daya alam
yang berlebihan, yang hanya mencari keuntungan yang sebanyaknya, namun tidak
memperhatikan kelestarian lingkungan yang memneyebabkan kersukakan
agroekosistem secara permanen.
Mengingat pentingnya menjaga
kelestarian ekosistem lingkungan, maka perlu adanya penyadaran bahwa lingkungan
perlu dijaga dan mengembalikan keseimbangan ekosistem.
Hal pokok yang dapat dijadikan sebagai
indukator bahwa suatu agroekosistem adalah agroekosistem yang sehat adalah
stabilitas, resilience, diversitas, kompleksitas, efisiensi dan ekuibilitas.
Salah satu ciri bahwa agroekosistem tersebut sehat adalah dapat melaksanakan
fungsinya dengan baik sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan yang
diharapkan.
Dalam melakukan penelitian terhadap
kesehatan lahan kita dapat menggunakan software GIS (Geographic Information Syste) dan teknik
analisis spasial yang menghasilkan peta tingkat kesehatan agroekosistem. Pada
penelitian yang lain dilakukan eksplorasi dan analisis terhadap konsep
agroekosistem yang sehat, model keseimbangan
dan rekomendasi yang dapat diaplikasikan pada agroekosistem tersebut.
Konsep
agroekosistem yang baik
Ada 3 kosep
yang perlu dipertahitakan diantara:
1. Agroecosystem
Apabila dibandingkan dengan ekosistem
alami, agroekosistem memiliki karakteristik dengan adanya banyak pencemar,
kerentanan,
perubahan
agroekosistem secara temporal, keseimbangan
yang lemah, dan biodiversitas yang rendah.
2. Kesehatan
Ekosistem
Agroekosistem yang sehat harus
memenuhi 6 prinsip yaitu vibrant (metabolism), organization (diversity),
resilience, productivity, stability (coordination) and the sustainability
3. Agroekosistem
yang sehat
Hal yang berbeda antara agroekosistem
dan ekosistem yang lain adalah adanya campur tangan manusia yang mencakup
dimensi alamim ekonomi dan sosial.
Perancanaan
Managemen Agroekosistem
·
Konsep managemen harus meliputi; a.) kesehatan
ekosistem, b.)meningkatkan kualitas untuk generasi mendatang, c.) perencanaan
yang dapat diaplikasikan
·
keberlanjutan yang harus diseimbangkan
antara lingkungan dan pmbangunan sosial ekonomi,.
·
Implementasi hasil dari penelitian
tentang cara-cara menciptakan agroekosistem yang sehat dapat bermanfaat bagi
pemilik lahan, petani, atau manager lahan.
·
Manusia dipandang sebagai kunci untuk
meningkatkan kualitas agroekosistem dan mengurangi terjadinya krisis ekologi.
Model
Managemen Agroekosistem
Konsep meminimalisir pemasukan
bahan-bahan selain dari lahan pada lahan tersebut.
(1) Keseimbangan ekosistem
(2) Konsep
managemen agroekosistem
(3) mengkombinasikan
berbagai sudut bidang disiplin tertentu.
a.
Microscopic management
Managemen
secara mikro dapat dilakukan sebagai berikut :
(1)
Integrated Plant Nutrient
Management
(2)
Integrated Soil Management
(3)
Integrated Water Management
(4)
Integrated Pest Management
b.
Macroscopic management
(1) Peraturan-peraturan
yang mengikat
(2) Mekanisme
legal/ standartisasi
(3) Mekanisme ekologi yang objektif
Kesimpulan
Pada artikel ini menyebut bahwa menggabungkan metode Delphi dan AHP dapat
digunakan untuk mengintegrasikan penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif, sehingga memberikan dasar ilmiah untuk pengelolaan agroekosistem,
baik di tingkat mikro dan makro. Namun, kita harus mencatat bahwa akan lebih
baik menggunakan studi kasus. Selain itu, ada kebutuhan untuk menggabungkan
penelitian mikro dan makro yang komprehensif, sehingga untuk mempromosikan
menggabungkan Remote Sensing (RS), Sistem Posisi Global (GPS) dengan Sistem
Informasi Geografis (SIG), sehingga prinsip-prinsip ekologi muka bumi dan cara
lain makro-teknologi dikoordinasikan dengan studi tanah, untuk memahami
perubahan struktur agroekosistem, fungsi dan proses sebagai salah satu cara
terbaik untuk penilaian agroekosistem kesehatan. Selain itu, disiplin panduan
agroekologi dan mempromosikan dialog antara para ekonomi, sosiolog dan ekologi,
dan perubahan model manfaat-centric pembangunan ekonomi menjadi sebuah model pembangunan
berkelanjutan, ini adalah tujuan akhir dari pembuatan artikel tersebut.
Sumber Bacaan
Wenfeng
Zhu, Songliang Wang
and Claude
D. Caldwell, 2011. Pathways of assessing agroecosystem health and agroecosystem management. College of Crop Sciences, Fujian
Agriculture and Forestry University, Fuzhou, China and Department of Plant and Animals Sciences, Nova Scotia
Agricultural College, Truro, NS, Canada
Post a Comment for "Manejemen Agroekosistem Pertanian Berkelanjutan"