HAMA DAN
PENYAKIT
1. Hama Penggerek Pucuk dan batang
Biasanya menyerang mulai umur 3 – 5 bulan. Kendalikan dengan musuh alami Tricogramma sp dan lalat Jatiroto
2. Hama
Tikus
Kendalikan dengan gropyokan, musuh alami yaitu : ular, anjing atau burung hantu
Kendalikan dengan gropyokan, musuh alami yaitu : ular, anjing atau burung hantu
3.
Penyakit Fusarium Pokkahbung
Penyebab jamur Gibbrella moniliformis. Tandanya daun klorosis, pelepah daun tidak sempurna dan pertumbuhan terhambat, ruas-ruas bengkok dan sedikit gepeng serta terjadi pembusukan dari daun ke batang
Penyebab jamur Gibbrella moniliformis. Tandanya daun klorosis, pelepah daun tidak sempurna dan pertumbuhan terhambat, ruas-ruas bengkok dan sedikit gepeng serta terjadi pembusukan dari daun ke batang
4.
Penyakit Dongkelan
Penyebab jamur Marasnius sacchari, yang bias mempengaruhi berat dan rendemen tebu. Gejala, tanaman tua sakit tiba-tiba, daun mengering dari luar ke dalam.
Penyebab jamur Marasnius sacchari, yang bias mempengaruhi berat dan rendemen tebu. Gejala, tanaman tua sakit tiba-tiba, daun mengering dari luar ke dalam.
5.
Penyakit Nanas
Disebabkan jamur Ceratocytis paradoxa. Menyerang bibit yang telah dipotong. Pada tapak (potongan) pangkas, terdapat warna merah yang bercampur dengan warna hitam dan menyebarkan bau seperti nanas.
Disebabkan jamur Ceratocytis paradoxa. Menyerang bibit yang telah dipotong. Pada tapak (potongan) pangkas, terdapat warna merah yang bercampur dengan warna hitam dan menyebarkan bau seperti nanas.
6.
Penyakit Blendok
Disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas albilincans Mula-mula muncul pada umur 1,5 – 2 bulan setelah tanam. Daun-daun klorotis akan mengering, biasanya pada pucuk daun dan umumnya daun-daun akan melipat sepanjang garis-garis tadi. Jika daun terserang hebat, seluruh daun bergaris-garis hijau dan putih
Disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas albilincans Mula-mula muncul pada umur 1,5 – 2 bulan setelah tanam. Daun-daun klorotis akan mengering, biasanya pada pucuk daun dan umumnya daun-daun akan melipat sepanjang garis-garis tadi. Jika daun terserang hebat, seluruh daun bergaris-garis hijau dan putih
Pengaruh Populasi musuh Alami terhadap Agroekosistem
Keanekaragaman hayati khususnya
musuh alami akan memicu sinergisitas
yang dapat membantu di dalam agroekosistem dengan meningkatkan faktor-faktor
yang berpengaruh, antara lain: aktivitas biologi tanah, siklus nutrisi,
peningkatan arthropoda dan antagonis yang menguntungkan dan lain-lain, penting
untuk memelihara kestabil dan keutuhan agroekosistem. Hasil penelitian
membuktikan bahwa populasi serangga hama di dalam agroekosistem dapat diturunkan
di bawah ambang ekonomi yaitu dengan meningkatkan populasi musuh alami atau
yang memiliki efek pencegahan langsung terhadap serangga herbivora. Oleh sebab
itu perlu dilakukan identifikasikan tipe-tipe keanekaragaman hayati untuk
memelihara dan atau meningkatkan
pengaruh-pengaruh ekologis, dan memberikan perlakuan terbaik dalam
peningkatan komponen keanekaragaman hayati yang diinginkan (Altieri &
Nicholls, 2004).
Altieri, M.A.
1999. The ecological role of biodiversity in agroecosystem. Agriculture,
Ecosystems and Environment 74:19-31.
, & C.I. Nicholls. 1999.
Biodiversity, Ecosystem Function, and Insect Pest Management in Agricultural
System. Dalam Biodiversity in Agroecosystems, Eds. W.W. Collins & C.O.
Qualset. Lwis Publ. New York. pp.69-84.
Post a Comment for "Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Pada Agroekosistem "