
Dalam
rangka membangun karakter
bangsa yang baik di
masa depan, salah satu
upaya yang harus
dilakukan adalah pembangunan karakter anak dari pendidikan formal ataupun informal yang
dibangun dari keluarga dan lingkungan masyarakat, yang dapat menjamin
terwujudnya karakter masa depan
bangsa. Menyiapkan generasi pewaris para pemimpin bangsa sekarang ini.
Sejak tahun 2010. pemerintah Indonesia
mencanangkan pembangunan budaya dan
karakter bangsa yang
diawali dengan dideklarasikannya Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa”
sebagai gerakan nasional
awal Januari 2010. Pencanangan
ini ditegaskan kembali
dalam pidato presiden
pada peringatan dari pendidikan
nasional 2 Mei
2010.
Deklarasi nasional
tersebut harus jujur
diakui oleh sebab
kondisi bangsa ini yang
semakin menunjukkan perilaku
antibudaya dan antikarakter.
Perilaku antibudaya bangsa ini
di antaranya ditunjukkan
oleh semakin memudarnya
sikap kebhinnekaan dan kegotong-royongan bangsa
Indonesia, di samping
begitu kuatnya pengaruh budaya
asing di tengah-tengah
masyarakat. Adapun perilaku
antikarakter bangsa ini di
antaranya ditunjukkan oleh
hilangnya nilai-nilai luhur
yang melekat pada bangsa
Indonesia, seperti kejujuran,
kesantunan, dan kebersamaan
serta munculnya berbagai kasus
kriminal seperti yang
dipaparkan di atas.
Diperlukan usaha dan
perjuangan yang serius
untuk menjadikan nilai-nilai
luhur itu kembali menjadi budaya
dan karakter bangsa
Indonesia yang kita
banggakan di hadapan bangsa lain.
Salah satu upaya
ke arah itu
adalah memperbaiki peran anak
sejak dini dari lingkungan keluarga dan masyarakat dengan menitikberatkan pada
pembangunan karakter.
Budaya
dan karakter tidak
bisa dibentuk dan
dibangun dalam waktu
yang singkat. Membangun budaya
dan karakter bangsa
membutuhkan waktu yang
lama dan harus dilakukan
secara berkesinambungan. Karakter
yang melekat pada
bangsa Indonesia akhir-akhir ini
bukan begitu saja
terjadi secara tiba-tiba,
tetapi sudah melalui
proses panjang. Negara
kita memberikan peluang yang
besar akan pembangunan
akhlak mulia pada anak untuk membumikan nilai-nilai
agama dan kebangsaan
melalui ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni (IPTEKS)
yang diajarkan dilingkungan keluarga dan masyarakat yang
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
Pada lingkungan keluarga berfungsi
mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak anak yang nantinya disiapkan membangun
peradaban bangsa yang bermartabat di masa depan. Serta pendidikan sejak dini
nilai-nilai keislaman pada anak sangat berpulang bisa ditanamkan dalam
lingkungan keluarga. Agar anak
menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga
negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Jadi, membangun karakter peran anak dari
lingkungan keluarga juga merupakan usaha terencana untuk
membangun budaya dan karakter bangsa Indonesia.
Upaya yang bisa dilakukan dalam
masyarakat untuk merevitilasasi peran anak diantaranya melalui pembinaan
karakter anak dengan contoh nyata keteledanan dalam dilungan masyarakat, pendidikan
agama dijadikan basis utama untuk pembinaan karakter peran anak di sekolah atau di TPQ (Tempat Pembelajaran
Al-Quran). Pendidikan Agama mempunyai peran yang sangat
penting dan strategis
dalam rangka mewujudkan
fungsi dan tujuan nasional dalam perbaikan sosial
masyarakat. Maka keluarga, tokoh masyrakat, dan guru agama
bersama-sama para guru yang
lain memberikan keteladan dalam berbagai aktivitas
sehari-hari bagi anak di masyarakat yang
diwarnai nilai-nilai ajaran
agama. Dengan cara seperti itu diharapkan peran anak akan
terbiasa untuk melakukan
aktivitas-aktivitas
keagamaan yang pada akhirnya dapat membentuk karakternya.
Karakter atau akhlak mulia tersebut
merupakan buah hasil dari proses
penerapan ajaran agama
yang meliputi sistem
keyakinan dan sistem
aturan (Islam: akidah dan
syariah) yang dibiasakan dilingkungan keluarga dan masyrakat. Sehingga
aplikasi nilai-nilai positif pada peran anak akan terlihat dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi,
peran anak akan mengarah kepada
sikap dan perilaku kemanusiaan yang mengandug tiga
unsur pokok, yaitu
mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (loving the good), dan
melakukan kebaikan (doing the good).
Dengan demikian peran anak dimasa datang
akan mampu mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
Post a Comment for "Membangun Karakter Masa Depan Bangsa Melalui Peran Anak Dalam Keluarga Dan Lingkungan Masyarakat Religius"