Pada tahun 2014 ini bangsa kita kembali mencari
pemimpin yang ideal bagi masa depan bangsa. Siklus lima tahunan ini menjadi
pesta demokrasi bagi rakyat Indonesia. Ada harapan besar dari rakyat dalam
momentum pemilu ini. Yaitu untuk menjadikan Indonesia lebih baik, tercapainya
cita-cita bangsa yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Dengan terpilahnya para wakil
rakyat yang nantinya akan memperjuangkan nasib rakyat bangsa cita-cita besar
bangsa dan mengacu pada pengertian dasar demokrasi “Dari Rakyat, Untuk Rakyat,
Oleh Rakyat”.
Bangsa Indonesia dengan segala permasalahanya
terutama pada disektor degradasi kempimpinan bangsa. Maka saat pemilu adalah
momentum rakyat Indonesia mencari pemimpinya. Ada hal yang ironi dari pemimpin
yang terpilih sebelumnya. Sangat disayangkan baik dari kalangan anggota legilatif sampai eksekutif
yang terpilih. Sebagai pemimpin bangsa ini mereka belum mampu mensejahterakan rakyatnya.
Bahkan cendurung berpihak pada kepentingan para penguasa itu sendiri. Dengan
kata lain jauh dari keberpihakan pada kepintingan rakyat pada umumnya. Pemilu
2014 ini, masyarakat harus cerdas dan dicerdaskan untuk memilih pemimpin mereka
kelak selama 5 tahun kepedan. Sehingga kesejahtaraan bangsa ini tercapai.
Kebutuhan suatu bangsa akan pemimpin dan kempemimpinan
adalah hal yang mutlak, bersifat krusial yang sangat penting mendesak bagi
keberlangsungkan hajad hidup rakyat dan suatu bangsa. Rakyat sudah rindu
akan pemimpin yang bekerja hanya demi rakyatnya, memhami saat rakatnya gelisah, bangun saat rakyatnya
tertidur, berani maju didepan saat rakyatnya mundur, turun tangan saat
rakyatnya minta bantuan, berani bertanggungjawab saat rakyatnya mengadu, merelakan
jiwa dan raganya demi rakyat untuk bisa hidup makmur dan sejahtera.
Karena cinta itu butuh pengorbanan untuk bisa
mencapainya dan meminta segalanya darinya. Jadi karakter kepemimpinan seperti
itu hanya ada dalam diri para pemimpin yang memiliki cinta. Tanpa cinta, itu
tidak akan mungkin terjadi. Sebab cinta akan mendatangkan mukjizat, bisa
membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Seorang pemimpin yang mempimpin dengan cinta akan
mampu membagiakan dan mensejahterakan rakyat. Karena mereka bekerja bukan karena
ambisi pribadi atau nasfu belaka. Melainkan berasal dari hati yang tulus mendepankan
kepentingan rakyat. Disini akan berlaku hukum timbal bailik (Law Attraction). Dari pemimpin yang
mencintai rakyat dan bangsanya, maka rakyat dan bangsanya juga akan mencintai
pemimpinya. Dengan begitu akan timbul hubungan yang harmonis antara pemimpin
dengan yang dipimpin.
Bangsa Indonesia yang majemuk ini juga akan mampu
hidup dengan harmonis karena para pemimpinya memiliki cinta. Dimana puncak
kesempurnaan cinta itu pertama harus mencapai kesempuranaan tingkat toleransi. Sehingga
darinya akan mencapai cinta pada rakyat dan bangsanya yang begitu beragam. Menjadikan
para pemimpin itu harus memberikan apa yang dimiliki baik ide, harta maupun
jiwanya demi rakyat dan bangsa agar bisa hidup bahagia. Yang mana itu hanya
bisa dilakukan oleh para pemimpin yang miliki cinta. Sebab tanpa cinta tidak
akan bisa memberi dan tidak bisa pula mencintai tanpa toleransi. Jadi cinta, toleransi,
dan memberi saling berkaitan. Tidak akan bisa mencapai salah satunya dengan
mengabaikan dua lainya. Hingga buah dari pemimpin penuh cinta adalah
rakyatnya bisa hidup rukun, bahagia, dan sejahtera.
Para pemimpin semacam itu kelak akan menjadikan
tujuan amanahnya adalah membahagiakan seluruh rakyatnya. Periode lima tahunan
masa jabatan akan cukup bisa merubah bangsa menjadi lebih baik. Karena dari
kekuatan sesungguhan cinta pada rakyat dan negerinya. Dari itu muncul semangat
yang lebih untuk mengapdi. Para pemilik cinta yang memimpin bangsa ini akan
selalu optimis dan muncul solusi cermerlang dalam mengatasi semua permasalahan
bangsa ini menjadi berkah. Maka berlaku aksioma semacam ini “Jika sudah cinta
semuanya berubah menjadi indah”. Oleh karena itu penting para pemilik cinta memimpin bangsa
ini, sebab diantaranya;
-Mereka akan memimpin dengan berpikir untuk bisa memberi
bukan malah meminta,
-Mereka akan mempimpin dengan ketegasan bukan dengan
ancaman,
-Mereka akan memimpin dengan mengayomi dan memahami bukan malah
mendholimi,
-Mereka akan memimpin dengan kasih sayang bukan
dengan paksaan,
-Mereka akan memimpin dengan bekerja untuk mengabdi bukan
kepentingan perbadi,
-Mereka akan memimpin dengan sebagai teladan bukan
malah jadi kegelisahan.
-Mereka akan memimpin dengan kecermatan bukan
asal-asalan penuh kecerobohan.
-Mereka akan memimpin dengan kecerdasan bukan dengan
penindasan.
Jadi
para pemilik cinta itu yang berhak memimpin bangsa Indonesia ini, yang masih
banyak masalah yang belum kunjung selesai. Para pemilik cinta akan mampu untuk
menjadikan negeri ini menjadi bangsa maju. Mereka dengan cintanya mengoptimalkan segala potensi
SDM dan SDA yang begitu melimpah. Membangunkan bangsa dari tidur panjangnya. Dengan
cinta para pemimpin maka tidak ada yang tidak mungkin. Menjadikan bangsa
Indonesia sebagai soko guru dunia.
Para
pemilik cinta memperoleh cintanya tentunya berawal dari kecintaan terhadap Maha
Pemilik Cinta yaitu Allah SWT. Karena sesungguhnya kecintaan terhadap Allah menumbuhkan kecintaan terhadap makhluk-Nya, baik dari kalangan manusia (rakyatnya)
maupun ciptaan yang lain. Hal itu akan bisa membuat kehidupan bangsa dan negera menjadi
bahagia.
Sebab cinta mampu memberikan energi dan kekuatan
yang luar biasa. Dan itu semua hanya dimiliki para pemilik cinta.
Permasalahan dan musibah negeri ini, yakin mampu mereka ubah menjadi berkah. Sejahteralah
bangsa ditangan kepemimpinan mereka. Tidak ada lagi cerita mengelu mengurusih bangsa. Namun yang ada hanya cerita indah dan bahagia oleh para pemimpin yang memiliki
cinta.
Kepemimpinan penuh cinta bisa membuat semboyan “Bhineka
Tunggal Ika” bangsa bisa menjadi hidup dan terasa nyata adanya ditengah-tengah kemajemukan
bangsa Indonesia. Berbentuk kehidupan
masyarakat madani yang saling toleransi dan harmonis dalam keberagaman agama, sosial
budaya bangsa yang kaya raya akan keanekaragamannya. Mimpi masyarakat cinta “Lover Society” bagi bangsa Indonesia itu bukan lagi mimpi manis
disiang bolong, ketika pememimpinya itu
adalah para pemilik cinta.
By: @deki_kun
By: @deki_kun
Post a Comment for "“Para Pemilik Cinta Berhak Memimpin Bangsa Indonesia”"