Tap This All You Need Here by Affiliated Shopee

Indonesia 2030, menjadi Soko Guru Pertanian Dunia



Proyeksi Indonesia menjadi negara maju dan kuat di abad 21 merupakan sebuah capaian atas Sustainable Growth and Development Program yang dicanangkan pemerintah. Perekonomian Indonesia di tahun 2045 diprediksi akan menjadi kuat, berkeadilan dan ramah lingkungan. Selain itu demokrasi menjadi lebih matang dan stabil dengan terbangunnya peradaban unggul, maju, produktif, inovatif dan berkelanjutan, serta harus utuh dan berjangka panjang.
Berdasarkan hasil penelitian McKinsey Global Institute (MGI), terkait The Archipelago Economy : Unleashing Indonesia’s Potential, disebutkan saat ini Indonesia berada pada urutan ke – 16 ekonomi terbesar di dunia dan pada 2030 Indonesia dapat meraih peringkat 7 terbesar di dunia. Prestasi tersebut dapat dilihat dari indikator volalitas pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju, seperti Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), Brazil, Russia, India, China and South Africa (BRICS). Rasio utang Indonesia terhadap PDB turun sekitar 70% dan di 2012 Indonesia berada di posisi ke 25 dalam stabilitas makro ekonomi. Prestasi tersebut meningkat dibanding pada 2007 yang berada pada posisi 89. Sebelumnya, Indonesia pernah masuk dalam ranking ke-28 perekonomian terbesar dunia, dan sempat naik menjadi ranking 16 dunia pada 2011. Sementara di Asia, masuk sebagai negara ke-5 setelah Cina, Jepang, India dan Korea.
Perbandingan ekonomi Indonesia sekarang dengan tahun 2030, antara lain: a). Saat ini Indonesia ditopang oleh 45 juta penduduk kelas konsumsi dan pada tahun 2030 diprediksi menjadi 135 juta; b). Saat ini 74% PDB ditopang oleh 53% penduduk perkotaan dan pada 2030 diprediksi untuk penduduk perkotaan menjadi 71% yang menopang 86% PDB; c). Saat ini perekonomian didukung oleh 55 juta tenaga skill dan pada 2030 diprediksi menjadi 113 juta; d). Saat ini terdapat peluang pasar sebesar US$ 0,5 triliun pada sektor jasa consumer, pertanian, perikanan, sumber-sumber alam (resources), pendidikan dan pada 2030 diprediksi menjadi US$ 1,8 triliun (Badan Intelegen Negara, 2012).
            Diatas telah dipaparkan bahwa pertanian juga memberikan sumbangsi pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2030. Sesuai dengan proyeksi Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Indonesia akan memproduksi 197 juta ton padi tahun 2030, jika seluruh sistem pertanian berjalan normal. Namun jika mulai saat ini pemerintah melakukan peningkatan produksi, maka total produksi padi tahun 2030 bisa mencapai 310 juta ton. Temtunya surplus kebutuhan 130 juta ton itu, bisa diekspor untuk kebutuhan devisa negara.
Permintaan produk pertanian akan meroket seiring dengan bertambahnya populasi dunia, sedangkan pasokan terbatas. Ini bisa menjadi peluang Indonesia untuk mengembangkan bidang ini mulai dari sekarang. Sementara itu, makin terbatasnya energi fosil saat ini, maka Indonesia perlu memanfaatkan dan beradaptasi dengan energi alternative, seperti energi panas bumi. Selain itu, Indonesia membutuhkan tambahan tenaga kerja sebanyak 43 juta jiwa tahun 2030 dari tahun ini yang berjumlah 109 juta jiwa.
Indonesia perlu untuk meningkatkan produktivitas per petani sebesar 60 persen hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Jika Indonesia mampu meningkatkan hasil panen, mengurangi limba pasca panen dan beralih ke tanaman yang bernilai lebih tinggi, hal ini dapat menjadi eskportis bersih produk pertanian dengan menyediakan lebih dari 130 juta ton ke pasar Internasional. Pendapatan dari sektor-sektor ini bisa meningkat 6 persen per tahun, sampai $450 milyar pada tahun 2030.
Maka dibutuhkan peran strategis di sektor pertanian bangsa Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan dan potensi sumberdaya yang melimpah. Secara alami, pertanian berperan strategis dalam pembangunan bangsa. Peran penting ini antara lain mencakup: (1). Penghasil pangan (nabati, hewani) yang permintaannya terus meningkat sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat; (2). lapangan kerja; (3). penyedia bahan baku bagi agroindustri yang cukup banyak macam dan ragamnya serta cukup besar efek penggandanya (multiplier effect) bagi perekonomian nasional; (4). penghasil devisa yang sangat diperlukan bagi kemajuan bangsa, dan (5). pasar potensial bagi barang-barang yang dihasilkan oleh sektor industri dalam negeri (Jangkung, visi pertanian 2030).
            Saya sebagai mahasiswa pertanian melihat potensi besar pertanian bangsa kita dalam membangun perekonomian bangsa Indonesia 2030 mendatang, hal tersebut merupakan peluang bagi saya ikut bisa berpan aktif dalam mengambil momentum 2030. Visi besar dari diri pribadi merupakan modal utama dalam diri saya untuk bisa memperoleh momentum tersebut. Pada tahun 2030 pertanian bangsa Indonesia menjadi soko guru perekonomian dunia.
            Untuk mencapai visi tersebut bukanlah hal yang mudah, banyak membutuh plan and strategi yang matang. Usaha persiapannya pun harus dimulai dari sekarang, sejak mahasiswa sampai 2030 kelak. Maka ada kurang lebih 17 tahun lagi kita akan sampai pada momentum tersebut. Ketika momentum tidak dipersiapkan dengan baik atau bahkan lewat begitu saja, bangsa ini akan menunggu kurang lebih 100 tahun lagi untuk kembali memperolehnya, hal tersebut merupakan kerugian yang sangat besar untuk kemajuan bangsa Indonesia.
            Dalam tulisan ini, penulis memfokuskan pembangungan bangsa Indonesia 2030  dalam bidang pertanian untuk menjadi soko guru perekonomian dunia. Rentan waktu 17 tahun akan bukanlah waktu yang lama, melainkan sangat singkat untuk mencapai kemajuan peradaban bangsa Indonesia. Sektor pertanian bangsa ini sendiri masih butuh banyak perbaiakan secara infrakstruktur maupun bikrokasi administrasi. Namun itu bukanlah kendala bagi penuluis untuk bervisi besar bagi pertanian bangsa Indonesia 2030.
            Saat ini penulis sebagai mahasiswa pertanian maka juga menjadi tanggung jawab penulis untuk bisa memajukan dan mensejahterakan pertanian bangsa. Untuk itu penulis menulisankan gagasanya dibidang pertanian. Memahami dan memiliki wawasan kepertanian secara luas merupakan modal utama dalam memberikan sumbangsi ke pertanian Indonesia, mulai dari pemasalahan untuk dicarikan solusinya, dengan segala kekuranganya untuk melejitkan potensi besarnya.
Peran mahasiswa bagi bangsa adalah Agent of Change, Iron Stock, dan Sosial Control. Begitu pula penulis mempunyai gagasan besar bagi pertanian bangsa Indonesia, menjadi lebih maju dan mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia mencapai bangsa yang berperadaban ditahun 2030. Ada beberapa landasan konsepan dalam mewujudkan gagasan penulis pertanian indonesia menjadi “soko guru perekonomian dunia”.
Pertama, Menciptakan pertanian Indonesia yang berkelanjutan. Melalui sistem Menejemen Agroekosistem yang baik, dengan memperhatikan faktor Lingkungan/Ekologi, Faktor Sosial&Ekonomi, dan Faktor Pengolaan lahan. Pengunaan bahan kimia yang berlebihan dan kurang bijak, telah dimulai sejak “Revolusi Hijau” inilah gerbang kehanjuran pertanian bangsa. Memang pada awal kebijakan revolusi hijau mampu mencapaia swamsembada beras. Namun seringnya waktu berjalan, pengunaan bahan kimia (pupuk sintetis, pestisida, ZPT, dll) pada sistem pertanian konfensional mengakibatkan degradrasi kualitas lahan dan kerusakan alam. Maka saat ini perlu mengembalikan pradigma petani dari pertanian konvensional kepada sistem pertanian yang berkelanjutan, yang nyaris sama dengan sistem pertanian tradisional yang lebih rama lingkungan dan penuh kearifan lokal.
Kedua, Pertanian Tertapadu. Merupakan sistem pertanian yang memiliki arti luas dalam pengelolaan, yang selama ini kebanyakan orang mengartikan sepit tentang pertanian yang hanya sekedar pada budidaya tanaman dan pengelolaan lahanya. Dalam pertanian terpadu diharapkan petani akan memperoleh pemahaman mengenai pertanian yang terintegrasi dengan bidang ilmu lainya baik perikanan, peternakan, industri, ekonomi dan teknologi yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas petani bangsa, untuk mencerdaskan bangsa. Pertanian terpadu membuat paket penerapan teknologi tersebut dan mengaplikasikan melalui perberdayaan mitra binaan, penguatan kelembagaan, peningkatan SDM, perbaikan sarana dan prasarana produksi, pendampingan intensif, perbaikan kualitas produk hingga tahap pemasaran produk.
Sedangkan inovasi di bidang pertanian terpadu diharapkan mampu menghasilkan produk yang berciri 3K, kualitas, kuantitas, dan kontinuitas yang memadai. Paradigm Baru sektor pertanian melalui pengelolaan sumber daya lahan, sumber daya air, sumber daya hayati (hewan dan tanaman) dan sumber daya lingkungan serta sumber daya manusia secara optimal, diharapkan mampu mengangkat derajat dan harkat seluruh pemangku kepentingan pertanian, untuk mencapai pertanian bangsa yag berperadaban. Bisa berupa  Agro-Produksi, Agro-Bisnis, Agro-Teknologi, Agro-Industri, Agro-Wisata pada komoditas unggulan terpilih, dari hulu dan hilir, secara utuh dan terpadu.
Dari penulis sendiri yang masih mahasiswa dibidang pertnian untuk tidak hanya mempelajari dibadang pertanian saja, juga pada bidang lain. Sekaligus membangun relasi seluas-luasnya dengan mahasiswa dan orang-orang yang ahli diluar bidang pertnaian, sebagai salah satu upaya penulis untuk mewujudkan tahapan pencapaian gagasanya pada pertanian Indonesia yang terpadu dan terintergasi. Karena butuh banyak dukungan dan peran bersama dalam menjadikan pertanian bangsa sebgai soko guru dunia.
Ketiga, Peran Pemerintah dan Koperasi. Pemerintah memiliki kekuatan dalam penentuan kebijakan dan penegakan hukum, sekaligus pertanian bangsa menjadi soko guru pertanian dunia tidak bisa lepas dari peran aktif pemerintah. Dengan dukungan dan suprot pemerintah akan menumbuhkan gairah petani dalam ikut serta berperan mencapai pertanian bangsa yang berperadaban. Karena untuk bisa menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan dan terpadu membutuhkan sistem yang konverensis dengan upaya pemerintah mengambil momentum Indonesia 2030 maju dalam bidang pertanian.   
Peran semua koperasi pada dasarnya yang didirikan di indonesia memiliki tujuan yang sama, yaitu mensejahterakan para anggota pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, terutama peran dari KUD (Koperasi Unit Desa). Manfaat pemberdayaan KUD juga akan sejalan dengan program-program pemerintah yang disalurkan melalui kelompok tani atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Sekarang ini keberadaan kelompok tani tidak permanen. Kelompok tani dibentuk berdasarkan program pemerintah apabila program telah selesai maka keberadaan kelompok tani tersebut juga akan berakhir. Setiap digulirkan program baru oleh pemerintah, maka akan terbentuk kelompok tani yang baru pula. Untuk mengatasi hal ini, peranan KUD dapat menjadi wadah bagi kelompok tani yang ada sehingga kelompok tani yang dibentuk akan bersifat permanen dan dapat terkoordinir dengan baik dalam KUD.
Dengan melihat peranan penting KUD dalam pembangunan pertanian dan perekonomian nasional, maka perlu  dikembangkan  Koperasasi unit desa,seperti yang telah di ketahui bahwa  manfaat dari koperasi ini sangat banyak antara lain yaitu membantu orang – orang yang kuarang mampu, dengan tujuan untuk mensejahterahakan masyarakat luas.
 Maka peran Pemerintah dan Koperasi (KUD) ibarat dua mata uang yang tidak bisa pisahkan untuk memwujudkan pertanian bangsa yang beradapan pada tahun 2030, sebagai soko guru pertanian dunia. Tempo 17 tahun yang masih ada ini perlunya kembali kesadaran pemerintah dan koperasi dalam pengembangan pertanian bangsa. Bangsa Indonesia adalah bangsa Agraris untuk itu membutikan bahwa bangsa ini The Real Agraris Country dengan menjadi soko guru dunia.

Dari penulisa dengan ketiga langkah konsepan gagasan  Indonesia 2030 menjadi soko guru pertanian dunia bukan mimpi belaka, namun momentun yang harus diambil dan dipersiapkan mulai sekarang. Wujud kecintaan penulis sebagai putra bangsa untuk ikut mengambil peran dan bekerja untuk indonesia 2030 yang maju beradaban yang harmonis. 

Post a Comment for "Indonesia 2030, menjadi Soko Guru Pertanian Dunia"