Ku
tulis kembali cerita-certia masa perjuangan di SSB (sekolah sepak bola) di
bangku MIN. Teringat sebuah proses panjang yang menjadi kenangan indah semasa
kecilku dulu. Tepat pada waktu aku kelas 6 MIN, dimana masa-masa tersebut sudah
mengalami gejolak antara akademik dengan program ekstrakulikuler, khususnya
ekskul SSB.
Pak
Banjir kepala sekolah MIN MODEL Kawistolegi yang InsyaAllah yang ke 8, pada
masa kepemimpinan beliau sekolah kami banyak sekali mengalami kemajuan pesat,
baik dibidang akademik maupun ekskulnya. Beliau sangat menekankan kedisplinan
tertama bidang belajar mengajar. Kelas 6 adalah kelas yang mendapat perhatian
lebih dari beliau, karena kelas 6 akan menjalani Ujian Akhir Madrasah (UAM),
Ujian Akhir Semester (UAS), Ujian Praktik (FIQH, Bahasa Arab, Bahasa Inggris,
Bahasa Indonesia, Komputer, Kesenian, dan Olahraga), sampai Ujian Kendali Mutu (UKM)
untuk syarat melanjutkan ke Sekolah ke jenjang lebih tinggi (SMP/MTs). Melihat
begitu padatnya agenda akademik kelas 6, maka pak Banjir hanya mengharapkan
siswa-siswi kelas 6 fokus ke ujian-ujian tersebut dengan monon
aktifkan/menimimkan agenda ekskulnya, serta beliau juga mengadakan program
akademik tambahan bagi kelas 6, yaitu full dayscholl dan BBM (Bimbingan Belajar
Malam). Kami siswa-siswi dituntut dengan agenda akademik yang padat itu. Kami pada
waktu itu tidak ada yang keberatan dan semua enjoy melaksanakan agenda akademik
kelas 6 yang begitu padatnya. Bisa dikatan juga pada beberapa hari kami hidup
didalam sekolah 24 jam, pulang hanya makan , ganti baju, mandi dan minta uang
saku ke orang tua kami.
Segala
agenda itu kami jalani dengan baik, sampai-sampai saya secara pribadi masa
sekolah inilah yang paling berkesan
karena banyak sekali keseruan-keseruan yang kami alami,mulai dari kekompakan
kelas, mbersingungan dengan teman sekalas/antar kelas, merasa masalah dengan
bapak/ibu guru, pertengkaran teman sekelas, siswa dengan siwi kelas 6,
bermasalah kepala sekolah, dan masih banyak lagi yang perlu diingat-ingta
kembali. Masa-masa yang paling indah semasa aku besekolah.
Dengan
agenda akademik begitu padatnya, kami beberapa siswa kelas 6, termasuk saya
juga masih ingin sekali mengikuti program ekskul terutama SSB (Sekolah Sepak Bola). Setiap ada
jadwal latihan SSB kami sempat-sempat untuk bisa ikut, walau terkadang ada
jadwal fullday skul dengan jadwal latihan SSB itu sdikt bentrok, kami selalu
ada cara untuk mempercepat waktu fulldayskul kita, baik dengan cara memarayu
(basa sekrang melobi) bapak/ibu guru yang mengisi fullday untuk mempercpat,
smpai dengan cara kami mengadakan perjanian atau ad PR yang harus kami lakukan,
Alhamdulillah ada beberapa Bapak/Ibu bisa memahami kami, ga tau apakah kita
saking akrabnya atau karena kasihan atau karena melihat keseriusan kami. Dan kami
waktu itu bisa dikatakan kucingan-kucingan dengan kepala sekolah kami untuk
bisa ikut latihan SSB, dan tak dikata, seingkat ku dulu sampai kepala sekolah
kami memafakuman sementara program SSB. Bertepatan pada tahun (2003/2004)
kecamatan kami (Kec.Karanggeneng) juga mendirikan Sekolah Sepak Bola dengan
nama TIMnya Putra Karanggeneng, dan alhamdulillah pak Miko (pelatih SSB kami)
juga merangkap sebagai pelatih SSB Putra Karanggeneng. Berhubung disekoalah
kami program SSB sementara waktu difakumkan maka, pak Miko mengajak kami untuk
ikut bergabung latihan di kecamatan. Walau jarak dari desa sekolah kami ke
kecamatan cukup jauh + 25 kilometer kami tetap semangat untuk bisa mengikuti
latihan SSB bersama pak Miko. Kurang lebih kami anak 15an dari siswa klas 6 dan
5 an, juga terkadang dari kami yang bisa mengikuti latihan hanya tinggal
hitungan jari saja. Kami bersama-sam mengayu sepeda dari desa ke kecematan dan
kembali lagi desa kurang lebih 50 kilo meter kita tempu dengan riang gembira
untuk mengikuti latihan.
Kala itu setiap
minggu pagi kami bersepada pagi-pagi, sekitar jam setangah 6 kita berkumpul dan
baru jam 6 kita berangkat bersama-sama ke kecamatan agar bisa ikut latihan SSB
tepat waktu. Ketika pada jadwal latihan sore hari kami berangkatnya bakda ashar
baru kita ke kecamatan untuk ikut latihan, namun pada latihan sore ini yang
sering kami hadapi dengan rasa agak was, karena sering pula bentrok dengan
agenda fulldayscholl dan BBM (Bimbingan Belajar Malam). Bapak/Ibu guru kami
yang sudah paham dengan kami tidak mempermasalahkan akan terlabatakan atau
tidak fokusan kami mengikuti fulldayscholl dan BBM, namun berbeda dengan kasih
sayangnya kepala Sekolah terhadap kami berbeda, beliau sering melakukan sidak
pada agenda akademik tersebut dan tidak jarang beliau juga mengabsen (presensi)
satu per satu. Jadi ketahuan siswa-siswi, siapa yang mengikuti atau siapa tidak
hadir. Nama kami pun sama tidak jarang kesebut dalam keterlambatan hadir, dan
kami akhirnya diajak dialog dengan beliau mengenai latihan SSB yang kami ikuti.
Kami diarahkan dari penting dunia pendidikan dari pada dunia bola, apa gunanya
ikut latihan, sampai ada ancaman tak lulus. Dalam batinku berkata ”aku ingin
mebuktikan kalo ikut latihan SSB tidak mengangu ujian-ujian akademik yang akan
aku hadapi, dan yakin akan memperoleh hasil yang baik”. Kami mendengar akan
sedikit mengikutiarahan beliau, bisa dibilang kami membandel. Tetap aja kami
mengikuti latihan, wong dikata kami sudah suka banget dengan itu namanya bola
(latihan bola).
Mengingat kembali
sebuah cerita, ketika pulang latihan SSB sore dari kecamatan kembali kedesa.
Sekitar menjelang Maghrib, kami serombangan boca-boca desa yang mengayu sepada
untuk bisa lekas pulang dan melepas lelah karena perut dan tenaga sudah rendah.
Aku pula mengayu sepedaku dengan teman di barisan belakang. Tetap asyik dengan
bersepeda dengan teman-teman, pada persimpangan jalan yang sama-sama bisa
menujuh desa rombagan kami terbagi dua, satunya lewat tangkis (tangul bewangan
solo, ya desa/kecamatan kami terlawati leh aliran sungai bengawan solo yang
menjadi sumber pergairan desa-desa kami)/dianggap jalan pintas cepat sampai
rumah, dan rombongan satunya lewat jalan umum. Aku ikut yang lewat jalan umum
(belum bisa dikatan jalan raya cz masih sering sepi jalannya) dan berada di
paling belakang,. Dan saya baru ingat kalo
sepeda pada kala itu bermasalah...
(bersambung.....)
Post a Comment for "bola dan angka"