PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Lamongan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Gresik di timur, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang di selatan, serta Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban di barat. Koordinat : 6'51'54"-7'23'06" LS dan 112'33'45" - 112'33'45" BT. Berdasarkan kondisi sumber daya alam yang ada di daerah Kabupaten Lamongan di sektor pertanian khususnya nampak pada sub sektor tanaman pangan. Dengan total baku lahan sawah seluas 83.213 hektare(sekitar 7,23% dari total Jawa Timur Kabupaten Lamongan pada tahun 2006 mampu memberikan kontribusi produksi gabah sebanyak 776.085 ton GKG (7,14% dari total produksi gabah di Jawa Timur atau terbesar ke-2 di Jawa Timur). Keseluruhan kegiatan pengadaan gabah-beras tahun 2009 di Kabupaten Lamongan baik yang dilaksanakan Bulog (Badan Urusan Logistik) maupaun oleh Pemkab Lamongan diperkirakan mampu menyerap gabah sebanyak 72.228 ton gabah kering giling (GKG). Atau sebesar 10,40 persen dari seluruh perkiraan surplus produksi gabah Lamongan tahun 2009. Sementara sisanya merupakan penjualan mandiri oleh petani. Dalam sosialiasi yang dihadiri Wakil Kepala Bulog Sub Divre III Lamongan Jaelani, prakiraan luas tanaman padi tahun 2008/2009 mencapai 127.477 hektar (Purwanto,2010).
Secara kuantitas semakin banyak gabah yang dihasilkan di Kabupaten Lamongan maka pertumbuhan tempat proses penggilingan juga semakin marak di beberapa tempat, sehingga hasil dari proses tersebut selain beras juga menghasilkan dedak (bekatul) yang melimpah ruah. Pada pemanfaatannya oleh masyarakat Lamongan dedak pada umumnya hanya digunakan dalam membuat pakan buatan untuk ternak hewan maupun ikan dan tidak dikonsumsi manusia, sehingga belum bersaing dalam penggunaannya. Padahal, dedak mengandung paling tidak 65 persen dari zat gizi mikro penting yang terdapat pada beras dan komponen tanaman bermanfaat yang disebut fitokimia, berbagai vitamin (thiamin,niacin, vitamin B-6), mineral (besi, fosfor, magnesium, potassium),asam amino, asam lemak esensial, dan kaya Antioksidan (Hariyadi, 2003).
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat dan mencegah proses oksidasi lipid. Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi antioksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid (Wini, 2003). Berdasarkan asalnya, antioksidan terdiri atas antioksigen yang berasal dari dalam tubuh (endogen) dan dari luar tubuh (eksogen). Adakalanya sistem antioksidan endogen tidak cukup mampu mengatasi stres oksidatif yang berlebihan. Stres oksidatif merupakan keadaan saat mekanisme antioksidan tidak cukup untuk memecah spesi oksigen reaktif. Oleh karena itu, diperlukan antioksidan dari luar (eksogen) untuk mengatasinya. Antioksidan alami dapat ditemukan pada sayuran, buah-buahan, dan tumbuhan berkayu.. Antioksidan potensial dedak (bekatul) lebih kompleks, karena menggandung oryzanol, vitamin E, dan vitamin B15(Sarya,1985). dibandingkan dengan buah tomat yang hanya tinggi kandungan likopen dan vitamin C, yang terbukti efektif sebagai zat antioksidan(Sutomo, 2008)
Berdasarkan strategi pembangunan industri di Kabupaten Lamongan dan arah kebijakan maka Kabupaten Lamongan merupakan daerah yang sangat berpotensi dalam memproduksi ”Kerupuk DeBe eL antioksidan Antioksidan”. Kerupuk DeBe eL antioksidan merupakan nama kerupuk yang diambil dari kata dedak, bekatul, dan Lamongan. Yang mana dedak(bekatul) sebagai bahan utama pembuatan kerupuk, dan Lamongan merupakan nama daerah yang penghasil dedak(bekatul) yang digunakan sebagai bahan dasar dan sebagai identitas asal.
Oleh karena itu perlunya untuk mengangkat potensi dari dedak (bekatul) menjadi olahan makanan ringan berupa ”Kerupuk DeBe eL Antioksidan” khas Kabupaten Lamongan sebagai produk sentra ungulan asli daerah.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui potensi pengembangan inovasi Dedak (bekatul) sebagai Kerupuk DeBe eL antioksidan di Kabupaten Lamongan.
2. Dapat mendeskripsikan konsep pengembangan inovasi dedak (bekatul) sebagai Kerupuk DeBe eL antioksidan khas Kabupaten Lamongan.
3. Dapat menganalisis konsep pengembangan inovasi dedak (bekatul) sebagai Kerupuk DeBe eL Antioksidan khas Kabupaten Lamongan.
4. Dapat mendikripsikan cara mengoptimalkan usaha Kerupuk DeBe eL Antioksidan melalui peran dan kerjasama pihak-pihak yang terkait.
5. Dapat mendeskripsikan strategi pengembangan usaha Kerupuk DeBe eL Antioksidan di Kabupaten Lamongan.
Manfaat Penulisan
1.Bagi Penulis
Penulis dapat melatih kemampuan dalam penulisan karya tulis ilmiah, menyalurkan ide, dan memberikan solusi untuk permasalahan yang timbuul di masyarakat sebagai bentuk peran aktif daƶlam kehidupan.
2. Bagi Masyarakat
a. memberi wasasan tentang pemanfaatan dedak (bekatul) yang lebih baik serta mengetahui kandungan nutrisi dedak (bekatul),
b .memberi nilai tambah dedak (bekatul) dengan adanya produk Kerupuk DeBe eL antioksidan yang memiliki sifat fungsional bagi kesehatan,
c.produk kerupuk dedak (bekatul) ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat Kabupaten Lamongan karena Kerupuk DeBe eL antioksidan memiliki sifat sebagai pangan fungsional.
3.Bagi Pemerintah
Sebagai bahan kajian dalam mengembangkan potensi wilayah dan pembentukan kebijakan daerah yang mendukung kesejahteraan masyarakat. Antara lain:
a .memberi peluang usaha bagi penduduk Kabupaten Lamongan khususnya karena produk Kerupuk DeBe eL antioksidan dapat dibuat dalam skala rumah tangga,
b .memberi peluang lahirnya produk unggulan khas daerah Kabupaten Lamongan.
GAGASAN
Potensi Pengembangan Inovasi Dedak (Bekatul) sebagai Kerupuk DeBe eL Antioksidan di Kabupaten Lamongan
Kondisi tata guna tanah di Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut: baku sawah (PU) 44.08 Hektar, Baku sawah tidak resmi (Non PU) 8.168,56 Hektar, sawah tadah hujan 25.407,80 Hektar, Tegalan 32.844,33 Hektar, pemukiman 12.418,89 Hektar, Tambak / kolam / waduk 3.497,72 Hektar, kawasan hutan 32.224,00 Hektar, kebun Campuran 212,00 Hektar, Rawa 1.340,00 Hektar, Tanah tandus / kritis 889,00 Hektar dan lain-lain 15.092,51 Hektar.( Dinas Pertanian,2010)
Potensi untuk pengembangan inovasi dedak(bekatul) sebagai Kerupuk DeBe eL antioksidan di Kabupaten Lamongan cukup besar. Kondisi Kabupaten Lamongan yang mengalami surplus padi sebanyak 640.000 ton beras setiap tahunnya (Subagijo,2010), maka kondisi tersebut akan menghasilkan sisa pengolahan padi berupa dedak(bekatul) dalam jumlah yang banyak, tapi dalam pemanfaatanya hanya digunakan sebagai pakan ternak. Padahal dari segi zat gizi, dedak(bekatul) mengandung asam amino lisin yang lebih tinggi dibandingkan beras. Protein dedak(bekatul) memang nilai gizinya lebih rendah dibandingkan telur dan protein hewani, tetapi lebih tinggi dari kedelai, biji kapas, jagung dan terigu. Dedak(bekatul) juga merupakan sumber asam lemak tak jenuh esensial dan bermacam-macam vitamin (B1, B2, B3, B5, B6 dan tokoferol), pangamic acid (Vit. B15), serat pangan, serta mineral. Juga ditemukan dalam dedak (bekatul) oryzanol, vitamin E, dan vitamin B15 (Sayra, 1985).
Diketahui bahwa, semua vitamin E adalah antioksidan dan terlibat dalam banyak proses tubuh dan beroperasi sebagai antioksidan alami yang membantu melindungi struktur sel yang penting terutama membran sel dari kerusakan akibat adanya radikal bebas. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai antioksidan dalam tubuh, vitamin E bekerja dengan cara mencari, bereaksi dan merusak rantai reaksi radikal bebas. Dalam reaksi tersebut, vitamin E sendiri diubah menjadi radikal. Namun radikal ini akan segera beregenerasi menjadi vitamin aktif melalui proses biokimia yang melibatkan senyawa lain (Youngson, 2005).
Pada Oryzanol Gamma / asam ferulat juga adalah antioksidan membran kuat pada hewan dan manusia. Peran antioksidan dalam fisiologi latihan baru-baru ini telah dieksplorasi dan dijelaskan. Beberapa review diilustrasikan mekanisme latihan anaerobik yang benar-benar menghasilkan radikal bebas, yang menyebabkan kelelahan. Anehnya, peningkatan aliran oksigen untuk bahan bakar otot bekerja bukan merupakan sumber utama untuk kerusakan radikal bebas, seperti biasa tingkat antioksidan seluler tampaknya memadai untuk jumlah radikal bebas yang dihasilkan oleh proses oksidatif. Sebaliknya, radikal bebas yang membanjiri pertahanan seluler diproduksi oleh aksi xanthine oxidase pada inosin dalam jaringan otot (Reuben, 2010).
Serta vitamin B15 atau pangamic acid berfungsi sebagai donor metal, yang membantu di dalam pembentukan asam amino tertentu seperti metionin. Zat ini berperan dalam oksidasi glukosa, respirasi sel sehingga berfungsi mengurangi hipoksia (kekurangan oksigen) di otot jantung serta otot lain. Seperti vitamin E, pangamic acid juga membantu memperpanjang umur sel melalui perlindungan terhadap oksidasi. Pangamic acid memberikan stimulasi ringan ke endokrin dan system saraf serta meningkatkan fungsi hati yang berperan dalam proses detoksifikasi (pembuangan racun tubuh) (Herbert, 1982).
Dedak juga dapat dijadikan sumber minyak berkualitas tinggi yang diperoleh dari proses ekstraksi. Hasil penelitian yang mengejutkan, minyak dedak padi (rice brand oil) bermanfaat untuk penderita diabetes karena kemampuannya mengurangi kadar gula dalam darah. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journalof Nutritional Biochemistry (Maret 2002) menyebutkan bahwa suplementasi minyak dedak padi mampu menurunkan kadar gula (glukosa) dalam darah, untuk penderita diabetes tipe I maupun tipe II. Kandungan gizi dan karakteristik fungsional yang dimiliki dedak dan bekatul beras merupakan potensi untuk pemanfaatan keduanya sebagai pangan fungsional dan food ingredient. Pemanfaatan dedak(bekatul) yang akan dikembangkan untuk Kerupuk DeBe eL antioksidan khas Kabupaten Lamongan.
Pengolahan dedak(bekatul) menjadi Kerupuk DeBe eL antioksidan juga dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat Kabupaten Lamongan dalam membangun ekonomi rakyat, dimana produksi Kerupuk DeBe eL antioksidan dapat dibuat dalam skala rumah tangga maupun skala industri serta, dan memberi lapangan pekerjaan baru. Selain itu, pembuatan Kerupuk DeBe eL antioksidan dapat menamabah daftar oleh-oleh khas Kabupaten Lamongan secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan Kabupaten Lamongan.
Hasil identifikasi faktor internal diperoleh faktor kekuatan yaitu:1) Kebijakan Pemerintah Daerah untuk menjadi daerah Lumbung Padi Nasional dan peningkatan produksi beras 2) Kandungan gizi dan karakteristik fungsional yang dimiliki dedak (bekatul) 3) Kondisi Panen setiap kecamatan berbeda tapi produksi gabah tinggi 4) Keredaan dedak(bekatul) yang melimpah. Sedangkan faktor kelemahan tidak dapat disimpan lama direnakan: 1) Mudah rusak oleh serangga dan bakteri 2) Mudah berjamur 3) Mudah berbau tengik, dan Akses Permodalan.
Hasil identifikasi faktor eksternal diperoleh faktor peluang yaitu : 1) Merupakan solusi yang mendukung untuk membangun ekonomi rakyat Kabupaten Lamongan 2) Peningkatan makanan khas Kabupaten Lamongan 3) Dinas Pertanian 4) Kebijakan Pengembangan Pemberdayaan masyarakat 5) Manfaat dan Nilai ekonomi dedak (bekatl). Sedangkan faktor ancaman yaitu : 1) Gagal Panen 2) Global worming 3) Koordinasi lintas instansi.
Pemanfaatan Dedak (Bekatul) di Kabupaten Lamongan
Pada penggilingan gabah menjadi beras menghasilkan produk samping antara lain menir, beras pecah, sekam, dan dedak. Menir dan beras pecah dapat digiling menjadi tepung sebagai bahan berbagai kue dan makanan lainnya. Sekam dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar serta kompos. Sementara itu dedak padi saat ini baru dimanfaatkan untuk pakan ternak dan belum banyak digunakan sebagai sumber pangan manusia, sehingga tidak bersaing dalam pengunaanya.
Henk W. Hoogenkamp menuturkan dalam ”Asia Pacific Food Industry”, perusahaan pengolahan makanan dan daging di berbagai negara termasuk di Asia kini mulai berlomba memprogramkan penggunaan dedak padi stabilisasi sebagai bahan/ramuan kunci bagi optimalisasi kualitas produk mereka. Hasil-hasil penelitian di lembaga-lembaga penelitian dan universitas di Amerika Serikat, Eropa dan Asia (Thailand dan Pilipina) telah mengkonfirmasi kemampuan dedak padi stabilisasi mengikat air dengan intensitas yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih panjang dibanding isolat protein kedelai pada tingkat penggunaan 4%.
Satu rangkaian penelitian oleh sejumlah perguruan tinggi yang dilanjutkan dengan uji coba di pabrik membuka jalan bagi dedak padi untuk menjadi salah satu bahan bagi para teknologi pangan yang mencari bahan substitusi isolat protein kedelai. Pengakuan akan kelayakan dedak padi stabilisasi itu juga tercermin pada sikap Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang telah membolehkan penggunaan dedak padi stabilisasi sebagai bahan pengikat pada berbagai produk daging dan unggas
Oleh masyarakat Lamongan dedak hanya digunakan dalam membuat pakan buatan untuk ternak hewan maupun ikan dan tidak dikonsumsi manusia, hal tersebut menunjukan bahwa pemanfaatan dedak(bekatul) di Kabupaten Lamongan belum optimal. Dalam pengoptimalan pemanfaatan dedak(bekatul) di Kabupaten Lamongan untuk dijadikan sebagai bahan pangan fungsional. Hal ini dikarenakan, dedak berpotensi dikembangkan dalam industri pangan, farmasi, dan pangan suplemen (termasuk dietary supplement). Dedak padi dapat sebagai bahan baku produk sereal serta bahan dasar produk minuman fungsional yang mengandung vitamin B kompleks, gamma orizinol, tokoferol, tokotrienol, kolin, inositol, kalsium, dan potasium (Haryadi, 2010).
Konsep Pengembangan Inovasi Dedak (Bekatul) sebagai Kerupuk DeBe eL antioksidan Khas Kabupaten Lamongan
Dari keunggulan-keunggulan dedak (bekatul) menjadikan salah satu produk ikutan beras sangat berguna pangan alternatif manusia. Industri pangan bisa memanfaatkan dedak(bekatul) sebagai substitusi tepung terigu sehingga bisa menghasilkan produk kerupuk DeBe eL Antioksidan yang sehat karena kaya serat.
Kerupuk DeBe eL antioksidan merupakan nama kerupuk yang diambil dari kata dedak, bekatul, dan Lamongan. Yang mana dedak(bekatul) sebagai bahan utama pembuatan kerupuk, dan Lamongan merupakan nama daerah yang penghasil dedak(bekatul) yang digunakan sebagai bahan dasar dan sebagai identitas asal. Serta Antioksidan sendiri adalah kasiat dari dedak (bekatul).
Berdasarkan issue dan permasalahan pemanfaatan dedak yang terjadi, pengembangan inovasi dedak(bekatul) sebagai Kerupuk DeBe eL antioksidan merupakan alternatif solusi untuk menegaskan produksi pangan sentra unggulan asli daerah Kabupaten Lamongan. Pengembangan inovasi tersebut tidak bisa terlepas dari kerja sama dan sistem pusat kegiatan dari pemerintah daerah serta masyarakat khususnya para petani dan pemilik selep(tempat pengilingan padi menjadi beras). Hal ini disebabkan, rencana pengembangan inovasi dedak(bekatul) sebagai Kerupuk DeBe eL antioksidan khas Kabupaten Lamongan merupakan kesepakatan bersama. Kerupuk DeBe eL khas Kabupaten Lamongan harus mampu sebagai produk pangan sentra unggulan asli daerah. Dengan demikian tujuan membangun ekonomi rakyat Kabupaten Lamongan dapat terwujud, adapun manfaat dedak (bekatul) untuk pembuatan kerupuk debe el antioksidan juga memiliki kelebihan yaitu memiliki khasiat sebagai pangan fungsional.
Dedak(bekatul) dapat diolah menjadi kerupuk yang bernilai tambah lebih tinggi. Pembuatan kerupuk dari dedak(beklatul) mudah dilakukan dan murah biayanya. Dalam pembuatan kerupuk DeBe eL, digunakan tapioka sebagai pengikat dedak(bekatul). Garam, bawang putih, dan merica ditambahkan sebagai bumbu. Pencamuran andonan sampai merata. Bentuk adonan menjadi dodolan kemudian dikukus min 2 jam biar dodolan matang merata. Setelah itu diangin-anginkan sampai dodolan mengeras dan mudah ddipotong. Iris tipis tipis dan susun diatas nampan kemudian jemur sampai matang. Goreng/sangrai dengan pasir panas atau bisa langsung dikemas.
Melalui konsep-konsep tersebut akan mendukung pengembangan ekonomi masyarakat lokal karena pengembangan produksi Kerupuk DeBe eL antioksidan menggunakan potensi lokal dan biaya pengeluaran yang minim. Dan diharapkan dapat meningkatakan nilai tambah produksi Kerupuk DeBe eL antioksidan sehingga pembangunan ekonomi rakyat dapat dipacu dan pemberdayaan masyarakat dapat dikendalikan.
Post a Comment for "Gagasan DeBe eL ku"