Gelisah Menjadi Mahakarya

Kita tahu bahwa ada manusia-manusia hebat yang mememiliki jasa dan karya besar. Kesemua itu  datang dengan adanya usaha untuk mewujudkan sehingga tersampaikan , apapun itu bentuk wujudnya . Kemudian dalam tulisan ini tentang muasal dari karya-karya besar itu.

Karya-karya itu yang bisa dirasakan keagungan, keindahan, dan keharmonisan dalam sebuah mahakarya. Dan tak sedikit sudah bukti mahakarya itu bisa merubah sebuah peradaban dan menciptakan perabadan baru yang lebih agung.

Sebuah Mahakarya teori hukum grafitasi  yang ditemukan oleh Isac Newton ternyata dari sebuah kegundahanya kenapa apel jatuh kebawah.

Sebuah Mahakarya monemental pengahapusan politik apartheid (Ras kulit putih dan kulit hitam) yang diperjuangkan oleh Nelson Mandela ternyata dari sebuah kegilisahan akan rasisme negaranya.

Sebuah Momentum Sumpah Pemuda ternyata juga dari kerinduan dan kekeresahan pemuda Indonesia akan persatuan dan kemerdekaan bangsa kala itu.

Sebuah wahyu pertama begitu agung, tinggi dan besarnya bagi umat islam, ternyata juga datang dari kegunda gulana-nya Muhammad bin Abdullah yang saat itu menyendiri memikirkan kejahiliaan kaumnya.

Dan gelar Sarjana pula diperoleh dari kegelisahan mahasiswa yang berupa rumusan masalah sebagai pengantar menyelesaikakan studinya. 

Maka kita tahu bahwa karya besar dan menomental itu bersumber dari kegelisahan, kegundahan, kegaluan, ataupun kerasahan itu namanya. Datang pada orang-orang yang memiliki jiwa dan berpikir besar, maka diubahlah gelisah menjadi anugrah, bencana menjadi berkah, jahiliyah menjadi karya dan Rumusan masalah menjadi Sarjana .

Ditangan merekalah peradaban bisa dibangun dan bisa berjaya. Sebab mereka tahu bahwa buahnya bukan lantas untuk dinikmati secara instan, melainkan sustainable jangka panjang. Dan bahkan bisa jadi untuk dinikmati keantar generasi, atau bisa  menjadi pengantar ke syurga-Nya nanti.

Share :