Tap This All You Need Here by Affiliated Shopee

Pemilu Raya Mahasiswa "PEMIRA" Politik Moral (Etik) Bukan Politik Praktis


        Pesta demokrasi mahasiswa dengan pemilihan umum raya mahasiswa yang disingkat dengan kata pemira merupakan awal dari sebuah pendidikan politik bagi mahasiswa. Mengapa?  karena pemira adalah sebuah mekanisme politik dalam lingkup kampus untuk mengartikulasi aspirasi para mahasiswa. Pemira adalah sebuah alat untuk melakukan pendidikan politik bagi para mahaiswa agar mereka memahami hak dan kewajibannya. Dengan terlibat dalam proses pelaksanaan pemira, diharapkan para mahasiswa akan mendapatkan pengalaman langsung bagaimana selayaknya seorang mahasiswa berkiprah dalam miniatur sistem demokrasi.

Seseorang yang hendak berkontribusi dalam pemerintahan negara mahasiswa harus melalui serangkaian proses suksesi yang ditetapkan melalui produk legislasi lembaga legislatif tentang suksesi lembaga kemahasiswaaan. Tentu saja tidak hanya bagi calon yang maju untuk menduduki posisi tertentu yang terlibat dalam pendidikan politik ini, seluruh mahasiswa di kampus tersebut pun mengalami pendidikan politik yang tidak sedikit.

Pemira sebagai momen suksesi bagi lembaga kemahasiswaan di dalam sebuah kampus dan menjadi kegiatan pembuktian tegaknya demokrasi mahasiswa. Maka mahasiswa akan memperoleh pendidikan politik praktis sejak dini dari pemira.

Perlu dicermati juga bahwa momen pemira adalah momentum menumbuhkan rasa peka kesadaran moral bagi mahasiswa terhadap perbaikan kondisi kampus dan masa depan bangsa. Dengan kata lain pemira sebagai ajang perpolitikan mahasiswa terlalu sempit jika diartikan hanya sebatas politik praktis.

Peran mahasiswa dalam mengisi kekosongan lembaga eksekutif dan legislatif mahasiswa bukanlah sekadar politik praktis untuk merebutkan jabatan atau kekuasaan, melainkan sebagai upaya perbaikan moral dengan menjadi pemangku kebijakan mahasiswa. Karena tidak akan ada perubahan sosial  yang terjadi tanpa kebijakan politik, maka gerakan moral dapat berimplikasi politis. Sedangkan mahasiswa yang hanya berpartisipasi sebagai pemilih mengalami proses belajar cerdas dalam menentukan pemimpin mereka dengan mengunakan hak suaranya dengan bijaksana.

Kita sadari kembali bahwa gerakan mahasiswa senantiasa berangkat dari kesadaran moral, melihat kedepan akan kehidupan kampus,  atas bangsa yang terancam lupa akan karakter sejatinya akibat dari mahasiswa-mahasiwa yang mengalami degradasi moral, padahal mereka adalah kalangan intelekual cendikiwan muda sebagai Iron Stock  suatu negara untuk mengisi kempimpinan bangsa.

Jadi perpolitikan mahasiswa merupakan proses pendidikan politik yang menuju politik yang bermoral. Gerakan politik moral mahasiswa berangkat dari kesadaran untuk perbaiakan moral masyarakat kampus agar terciptanya good govermnent dalam kampus dan sebagai upaya mempersiapkan para cendikiawan muda untuk membangun bangsa Indonesia yang berperadaban, karena masa depan suatu bangsa ditentukan oleh pemudanya.


Post a Comment for "Pemilu Raya Mahasiswa "PEMIRA" Politik Moral (Etik) Bukan Politik Praktis "