Pendahuluan
Dinamika masyarakat Islam di Indonesia
telah menjadi fenomena tersendiri. Berbagai permasalahan keummatan terjadi
silih berganti, datang dan pergi. Masalah-masalah keummatan yang didasarkan
dari aspek sosiologis hingga aspek permasalahan akidah mudah didapatkan ditubuh
ummat Islam belakangan ini. Ummat saat ini membutuhkan bimbingan yang benar
dalam hidup mereka dan mengarahkan kembali untuk dapat mengentaskan solusi
permasalahan yang dihadapinya.
Pada makalah ini dengan mengharapkan
wajah Alloh pemakalah berharap dapat memberikan sajian dengan tema ‘Analisa
Masalah Ummat dengan Pendekatan Sistem Dakwah’ dimana pembahasan kali ini
mencoba menganalisa masalah-masalah keummatan yang saat ini ada dengan
mengkorelasikan apa sumbangsih dakwah dengan sistem yang dimilikinya dan dapat
menjadi alternatif solusi tersendiri akan masalah-masalah keummatan.
Hakikat dakwah sesuai sunnah
Terjadinya banyak permasalahan ummat
tak dapat dipungkiri bahwa hal itu memiliki keterkaitan dengan para pendakwah
yang berkualitas, adanya berbagai permasalahan keummatan yang terjadi (yang
nantinya akan kami uraikan di point setelah ini) tak terlepas dari faktor para
da’i yang mengemban tugas mulia yaitu dakwah ilalloh. Sebelum menapaki kepada
pembahasan lebih dalam akan sebuah analisa sistem dakwah terhadap problematika
ini, maka perlu kita ketahui terlebih dahulu, apa dan bagaimanakah dakwah yang
sesuai sunnah itu.
Dakwah mestilah didasarkan dengan
sifat ikhlas, yaitu mengikhlaskan segala hal dalam dakwah hanya mengharapkan
balasan dari Alloh subhanahu wa ta’ala Alloh azza wa jala berfirman
:
“ Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya,
Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".( QS. Al Kahfi : 110 )
Dan masih ada ayat lainnya yang
menganjurkan untuk mengikhlaskan diri dalam berdakwah melainkan aktivitas
ibadah dan muamalah lainnya. Rasululloh. shalallahu alaihi wa sallam
bersabda, “ Sesungguhnya Alloh tidak akan menerima dari semua jenis
amalan kecuali yang murni ( ikhlas ) untukNya dan untuk mencari wajahNya.
“ ( HR. Nasai, no 3140. Silsilah Ash Shahihah; karya
Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, no 52 )
Dari keterangan ayat dan hadist
diatas maka hendaklah setiap da’i tidak berdakwah melainkan hanya untuk
mengharapkan balasan dari Alloh azza wa jalla. Bukan untuk mengharapkan materi,
kehormatan, pujian, dan sanjungan. Maka itulah hakikat dakwah yang haq.
Hendaklah dakwah yang dilakukan
diatas ilmu, ilmu yang dimaksud disini ialah terbagi menjadi beberapa bagian :
- Ilmu Agama,
seorang da’i hendaklah berdakwah dengan hujjah dan bayan yang haq keika
mendakwahkan para mad’u. sebagaimana firman Alloh azza wa jalla dalam QS.
Yusuf : 108
- Ilmu
tentang keadaan orang yang didakwahkannya, sebagaimana yang dilakukan oleh
Rasululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengutus sahabat Mu’adz bin
Jabal Radhiyallohu ‘anhu. Rasululloh shalalahu ‘alaihi wa sallam bersabda
kepada Muadz “ Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari
ahli kitab…” ( HR. Bukhari ).
- Seseorang
da’i hendaklah mengetahui ilmu tentang metode / manhaj dalam berdakwah,
yang dimaksud disini ialah manhaj dalam dakwah dalam menyampaikan apa yang
seharusnya terlebih dahulu didakwahkan dan apa yang memang paling menjadi
prioritas dalam berdakwah.
Maka hakikat dakwah sesuai sunnah
adalah mendakwahkan kaum muslimin dengan mencontoh dakwah yang dilakukan oleh
Rasululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dakwah beliau ‘alaihimush shalatu wa
sallam adalah dimulai pertama kali dengan tauhid. Maka sudah sepantasnya bagi
para da’i untuk memulai dakwah sebagaimana Rasululloh memulai dakwahnya. Bukan
sekedar dakwah yang bersifat menghibur namun miskin akan ilmu ataupun dakwah
yang dicampur dengan segala bentuk kebathilan. Sebagaimana Al Imam Malik bin
Anas rahimahullah pernah berkata dan dinukil oleh Al Imam Asy Syathibi dalam
karya monumental beliau yaitu Al Itisham, “ tidak akan baik
akhir dari generasi ummat ini, sebelum mereka kembali kepada apa-apa yang
membuat baik generasi awal ummat ini “ bahkan hinga ada seorang da’i
yang dia berada diatas sunnah pernah mengatakan “ berusahalah agar
ummat ini layak ditolong oleh Alloh, dan tidak akan dating pertolongan Alloh
sebelum kita (kaum muslimin) kembali kepada apa-apa yang membuat baik generasi
awal ummat ini “.
Analisa masalah ummat
Terlalu banyak tantangan-tantangan
ummat islam baik yang bersifat internal dan eksternal, masalah internal terjadi
dikalangan ummat biasanya lebih banyak didasarkan oleh beberapa permasalahan
yang menjadi problematika dakwah. Masalah-masalah yang bersifat internal antara
lain :
- masalah
khilafiyah, yaitu kelemahan kaum muslimin dalam memahami masalah yang
bersifat fiqhiyah dan tidak toleransi terhadap perbedaan cara beribadah
sekalipun masih dalam konteks diperbolehkan.
- kondisi
ummat Islam yang hampir sebagian besar bodoh terhadap agamanya dan tidak
memahami mana-mana saja yang termasuk bagian dari agama dan bukan dari
agama, mana yang sesuai syariat dan mana yang tidak
- sifat
fragmentasi kepartaian, menjamurnya partai-partai yang berlabelkan
‘Islam’ atau yang memanfaatkan umat Islam sebagai
konstituennya, namun masing-masing berdiri sendiri dan bangga dengan
identitas sendiri (kelompok) semakin jauh dari persatuan.
- munculnya
kelompok-kelompok yang sesat yang menyempal dari Islam dan ‘berbaju’
Islam; seperti kelompok rasionalis yang mendewakan akal fikiran (ar-
ra’yu) dalam memahami agama, munculnya kelompok takfiri (kelompok yang
saling mengkafikan antara sesame muslim secara sembarangan)
Sedangkan permasalahan-permasalahan
ummat yang bersifat eksternal antara lain :
- kelompok-kelompok
agama yang memposisikan Islam sebagai musuh
- sekulerisme,
pluralisme, dan liberalisme
- animisme,
sinkretisme, dan aliran pemikiran sesat lainnya
- musuh-musuh
Islam ( Yahudi dan Nashara )
- westernisasi
dan penghancuran nilai-nilai moral pemuda Islam, dll
Sistem dakwah dalam menjawab masalah ummat
Sebagaimana kita ketahui bahwa
definisi sistem dakwah adalah sehimpunan komponen dakwah yang dinamis dan
saling berkaitan sehingga membentuk kesatupaduan tujuan dakwah, sedangkan
unsure-unsur dari sistem dakwah adalah unsur-unsur yang berperan, saling melengkapi,
dan membutuhkan atau disebut juga dengan komponen sistem dakwah, unsur-unsur
tersebut adalah :
- Input
- Output
- Lingkungan
(environmental)
- Konversi
- Feed-Back
Kinerja system dakwah dalam
melakukan analisa masalah keummatan adalah dengan melihat korelasi yang
berkesinambungan antara semua pihak yang terlibat dalam keberlangsungan dakwah
itu sendiri. Dalam hal ini elemen penting yang sangat terkait adalah hubungan
feed back yang baik antara da’i dan mad’u akan seberapa jauh input yang
diterima oleh mad’u itu sendiri.
Penutup
Sebagai akhir dari makalah ini maka
kami mohon maaf bila terdapat kesalahan dan kekurangan dari makalah ini,
setidaknya kami berharap dari poin-poin yang telah kami paparkan teman-teman
memperoleh manfaat dari sini.
Akhir kata bahwa dakwah merupakan
kerja bersama, adanya masalah-masalah yang dipaparkan akan dapat terpecahkan
bila kesungguhan dalam berdakwah bisa diintepretasikan dengan baik dilapangan.
Dan tentunya tidak melewatkan tugas dakwah sesungguhnya diantaranya ialah amar
ma’ruf nahi munkar. Sebagaimana perkataan seseorang “Sangatlah berat dan
cape kalau kita harus membabat rumput-rumput liar yang tumbuh cepat. Setiap
kita potong, rumput-rumput itu akan tumbuh kembali. Cara yang paling baik
adalah dengan menanam pohon palawija diantara rumput-rumput itu dan memupukinya
hingga tumbuh subur dan berkembang. Dengan sendirinya rumput akan mati karena
kehilangan tempat hidup.” Wallahu A’lam bishawab.
Daftar pustaka
Majalah As Sunnah, Dakwah
Untuk Profesi, edisi 04 / IX / 1426 H / 2005 M
Majalah Asy Syariah, Berdakwah
Seperti Rasululloh, edisi Vol II / No. 19 /1426 H / 2005
Makalah ‘ Problematika
Dakwah ‘ tulisan Drs. H. Misbach Malim, Lc. Ketika ada Pelatihan
Dakwah di Gd. Teater Fak. Dakwah & Komunikasi lt 2; tanggal 30
Rabi’ul Awal 1428 H / 18 April 2007
Post a Comment for "sistem dakwah dalam analisa masalah ummat, emang bisa ??"