Kisah ini aku tulis dari
pengalaman, masa kecil ku dulu
(sekitar 7 tahun lebih yang lalu),
cerita penuh kisah ceria tawa, derita luka, dan semangat anak kampung yang tak
berujung. kisah nyata untuk diabadikan di sebuah tulisan ketika masa-masa
kuliah. Mimpi2 kecil dari anak kecil disebuah desa kecil, namun besar dan luhur
cita-citanya demi membangun desa penuh potensi dan orangnya.
Biur-biur,, biur-biur,,, biur-biur,,
bunyi kamar mandiku setiap jam 05.30 wib dini hari karena aku ada didalamnya
yang mandi ala bebek kata2 anggota
keluargaku (cz cepat kilat,,, ibarat mandi cukup suluruh badan basah,,,
hehehehe :D,, dasar dekun kecil!!), dan nyam,,, nyam,,, nyam,,, hee’’ee!! Suara dari mulut yang
seirama dengan perutku sekitar setiap jam 05.45
karena ibu ku selalu sudah menyiapkan sarapan setelah subuh (sudah biasa
ibu2 desa harus pagi-berangkat kesawah, mengalahkan matahari terbit dengan
jejak kaki yang telihat ditanah sawah). Dan sebelum jam 6 pagi aku kayu sepeda
kecilku dengan cepat untuk berangakat sekolah MIN MODEL Kawistolegi
*(Kawistolegi adalah nama desaku tercinta,,, haihaihai...iii :D) sambil mamper
sebentar ke rumah temen-temen ku dulu untuk ku ajak berangkat bareng walau
terkadang berangkat sendirian karena kegiatan disekolah jam nol. Antara sekolah
dan ruamahku jaraknya sekitar 1,5 kiloan, diamana sekolahku diujung barat
desaku dan diunjung timurnya lurus adalah rumahku.
Sering aku jam 6 sudah berada di sekolah
karena dulu kelas 5 sangat suka berangkat duluan untuk melihat dari teman-teman
dari atas lantai 2 karena kelas 5 ruanganya di situ. Bukan hal itu juga si juga
karena kalo ada apa2 terumata tugas rumah bisa dan asyik bisa berangkat pagi
bisa melakukan banyak hal dan permaian sama temen sebelum masuk kelas serta biasanya setiap hari ada apel pagi kecuali hari juma'at sebelum masuk kelas karena Kepala sekolah mewajibkan agar ketahuan siapa saja yang datangnya telat baik dari siswa/siswinya sampai bapak/ibu guru juga. Yang menjadi
hari wajib untuk harus sudah jam 6 pagi adalah hari senin kerana harus ada
megikuti jam nol dengan ta’lim muta’alim sebelum upara bendera hari senin. Kala
itu kepala sekolah ku terkenal disiplin tingkat tinggi, kalau ada siswa-siswa
yang telat datang ikut upacara atau terlabat datang ke sekolah akan kenak
hukuman. Kalo telat upacara disuruh berdiri didepan barisan yang panas sampai
upcara selasi+kenak tarikan godek(*ramput depanya kuping) atau gitu kenak jewer
sampai kuping merah,,, heehhehehehee seremm......!
Semua hari ku jalani seperti halnya anak
SD/MI seusaianya dalam linkungan MIN Model Kawistolegi yang mana disitulah
pembentukan karakter pertamaku mulai muncul. pada salah satu hari yang ketika
aku di kelas 5 MI yang bisa merupakan hari yang tak singka-singka bisa
menrasakan layaknya filem cartoon “Kapten Tsubasa”, yang mana hari itu adalah
kejutan bagi siswa-siswa yang sering
bermain bola dan nonton Kapten Tsubasa yang terbayang-bayang bisa
mengkuti dan memilki pelatih sepak bola sendiri. Sepertinya jadi kenyantaan
sebagai motivasi diri.
Pada pagi menjelang siang saat semua siswa kelas 4-5 diminta berkumpul di
AULA pada jam 11 oleh suara pak suprato yang keluar dari corong kantor yang
mendengung kencang, karena ada sebuah perberitahuan sehubungan dengan adanya
penambahan kegiatan ektra kulikuler. Kami semua anak kelas 4-5 putra dengan
senang hati dan suka ceria menuruti intruksi karena saat masih ada jam
pelajaran hehehehe (sama aj ank kecil sama gde suka namanya jam kosong,,
hehehehee,, etss tapi beda kami cz sekolahku kala itu sdah mnerapkn sistem KBK
jdi murid dg enjoy mnerima pelajaran). Lanjut ke intruksi berkumpul di AULA.
Disana kami diperkenalkan dengan pak MIKO siswantoro selaku orang baru di
keluarga besar MIN Model Kawistolegi oleh pak suprato* (*beliau adalah bgian
kesiswaan seingatku itu hehhee). Beliau meperkenalkan kepda para siswa kelas 4
& 5 bahwa pak Miko adalah pelatih sepak bola yang akan mengajari kita main
sepak bola dengan baik dan benar (Sekolah membentuk dan Launcing Sekolah Sepak
Bola MIN Model Kawistolegi,,, senang nyeee,, ^_^). Duhai senangya hati ku dan
teman2ku punya pelatih sepak bola baru dan pertama kali. Teriakan dan
sorak-sorai membahana dalam Aula (kenangan ini membuatku terharu). Pak miko pun
memperkenalkan diri dihadapan kita, kami pun sama memperkenalkan nama-nama kita
dengan bangganya dengan luconan khas anak-anak kecil,, (mata ini jadi berkaca
terbawah suasana kecilku dulu yang ceria sedih mempesona,, T_T).
Singkat cerita, pada akhir
perkenalan pak miko menyakan sekiranya jadwal kita latihan itu bisa hari apa
aja (sore hari bakda ashar), agar nantinya tidak bentrok dengan kegiatan
ekstrakulikuler yang lain serta bimbel
dan les komputer. Sejenak berdiskusi
kami berdiskusi, maka kami putusan dalam 1 pekan 3 kali latihan, yang
mana ini seingatku ku y itu rabu sama
jumat sore hari jam 15.30-an bakdah ashar dan ahad pagi hari. Karena pada
hari-hari itu siswa kelas 4 dan 5 pada kosong jadwal dengan kegiatan yang lain.
Kami mulai latihan dengan senang dan
semangat, masih terlingat dan tergambar jelas pak miko pertama kali melatih
kami dengan perkenalan terhadap bola dan sistem alur latihan mulai dari
setrecing sampai waming up perengangan, dan teknik dasar yang diajari beliau
pada minggu-minggu pertama adalah bribling, keping(dalam/luar),
operstep(dalam/luar), kontrol(kaki*dalam/luar, dada, paha, dan kepala), heding, pasing dan jagling. Kesemua
teknik2 dasar terbesut masih akudan
temen-temen pakek dalam bermain bola. (memang belajar waktu kecil ibarat
mengukir diatas batu).
Pada hari pertama latihan aku dan
temen-temen tidak ada yang memakai sepatu bola, tapi yang dibawah adalah sepatu
sekolah (maklum anak desa sepatu bola masih tersa istimewa kala itu). dalam hal
kustum pun sama ga ada namanya kustum yang dipakai adalah seragam sekolah
karena sekolah belum membelikan kostum.
Setelah berapa bulan latihan
*(kurang lebih seingatku itu 3 bulanan) pak miko mengajak kita latihan
tandingan dengan SSB PUTRA ARWANA Cangkro untuk persahabatan dengan mereka.
Kami dengan banga dan sangat senang,,, namun kita semua kebanyakan belum punya
sepatu bola dan kostum belum ada. Dari pihak sekolahpun baru mau membelikan
beberapa hari sebelum pertandinngan persahabatan tersebut. Aku pun sama karena
belum punya sepatu bola maka aku minta bener-bener meminta kepada orang tua
*(khususnya kepada bapaku) untuk dibelikan sepatu sampai menangis juga aku
kepada bapak ibu. Kesokan sore harinya bapaku mengajak ke tokoh sepatu untuk
mebelikanku sapatu bola untuk anak laki-lakinya yang dicintainya. Sangatlah
senang hatiku dan semangat berlatih bola ku bertamabah (jika teringat kenangan
itu terisi hati karena orang tua sangat mendukung anaknya yang besungguh sampai
sekarang pun begitu *selagi dalam hal yang baik dan sungguh2 orangtuaku meridhaiku.
Ingin selagi aku bisa melihat senyum kedua orang tuaku karena banga dengan
putranya tak ingin kau lihat sedih dijawa mereka, jerih payah pengorbanan
meraka sungguh luar biasa,).
Hari yang telah ditunguh-tunguh
telah tiba, pertandingan persahabatan itu dilakasanakan bakda ashar kala itu.
namun semua anggota sudah persiapan setalh pulang sekolah. Keluargaku pun tidak
ketinggalan informasi dan beberapa warga desa, karena SSB sekolah ini yang
pertama kali ada di desaku, jadi pertandingan itu sudah jadi buah bibir warga
desa terutama warga yang pria dan yang sering nongkrong di warung kopi.
Persaanku dan teman-teman dedekan
tak karuan, menjelang kedatangan SSB Putra Arwana Cangkro. Dengan mengenakan
sepatu Bola pertamaku persaanku tambah
aneh dan sepertinya tak nyaman kaki ini memainkan bola dan bermain bola karena
pertama kalinya aku memakai sepatu bola saat bermain bola. Memang kelas 5 MIN
dulu sungguh banyak cerita yang sangat berkesan mengubah semngat jiwaku,sedih
ceria, tangis tawa adalah hal yang luar biasa dengan persahabatan erat teman
sekelas. Walupun sering ada konflik antar kelompok sekelas. Namun banyak
bapak/ibu guru mengatakan bahwa angkatan kita (deki kecil n rencang2 alite)
adalah angkatan terbaik dari sebelum2nya katanya si bapak/ibu guru, mulai dari
kecerdasan, nilai hasil Ujian, kekompakan dan yang terpenting kita selalu bisa
menghadapi konflik antar teman dengan tangis tawa ceria sedih bersama *(mungkin
akan saya tulis ceritanya pada part yang
lain).
Semua anggota tim siap, tim lawan
pun sdah dtang, para warga desa dan bapak ibu guru pada datang untuk
menyaksikan pertandingan perdana kita. Kedua tim sudah siap dilapangan kita
berbaris ditengah lapangan dan saling perjabatan tangan. Lapangan terasa pun hanya
terlihat dua warna kaos, kuning dan biru (*kuning SSB Arwana dan *Biru SSB MIN Model Kawistolgi).
Angota tim semuanya menempatakan diri pad posnya masing-masing, dan saya sendiri
ditempatkan pelatih sebagai gelandangan penyerang yang membantu menguasai
lapangan tengah dan menjaga alur permainan tim. Wasit meminta perwakilan dari
kedua tim untuk memilih antara bola dan gawang, maka tim kami memilih bola
karena sebagai tuan rumah. Dan saat yang sangat ditungguh oleh semua orang yang
berada di sekitar dan didalam lapangan. Peliut panjang telah dibunyikan
menandakan pertandingan telah dimulai, dan kulangahkan kakiku untuk lari
menjemput bola,, prriiitttt.,,,,,
Bersambung,,,,,,
Ke
part yang akan lebih banyak cerita berkesan lagi banyak hikmahnya,,,
Post a Comment for "Masuk Lapangan (bagian Pertama)"