Tap This All You Need Here by Affiliated Shopee

Masuk Lapangan (bagian Pertama)

oleh Deki Kunanjar pada 19 Februari 2012 pukul 09:17



            Kisah ini aku tulis dari pengalaman,  masa kecil ku dulu (sekitar  7 tahun lebih yang lalu), cerita penuh kisah ceria tawa, derita luka, dan semangat anak kampung yang tak berujung. kisah nyata untuk diabadikan di sebuah tulisan ketika masa-masa kuliah. Mimpi2 kecil dari anak kecil disebuah desa kecil, namun besar dan luhur cita-citanya demi membangun desa penuh potensi dan orangnya.
            Biur-biur,, biur-biur,,, biur-biur,, bunyi kamar mandiku setiap jam 05.30 wib dini hari karena aku ada didalamnya yang  mandi ala bebek kata2 anggota keluargaku (cz cepat kilat,,, ibarat mandi cukup suluruh badan basah,,, hehehehe :D,, dasar dekun kecil!!), dan nyam,,, nyam,,,  nyam,,, hee’’ee!! Suara dari mulut yang seirama dengan perutku sekitar setiap jam 05.45  karena ibu ku selalu sudah menyiapkan sarapan setelah subuh (sudah biasa ibu2 desa harus pagi-berangkat kesawah, mengalahkan matahari terbit dengan jejak kaki yang telihat ditanah sawah). Dan sebelum jam 6 pagi aku kayu sepeda kecilku dengan cepat untuk berangakat sekolah MIN MODEL Kawistolegi *(Kawistolegi adalah nama desaku tercinta,,, haihaihai...iii :D) sambil mamper sebentar ke rumah temen-temen ku dulu untuk ku ajak berangkat bareng walau terkadang berangkat sendirian karena kegiatan disekolah jam nol. Antara sekolah dan ruamahku jaraknya sekitar 1,5 kiloan, diamana sekolahku diujung barat desaku dan diunjung timurnya lurus adalah rumahku.
Sering aku jam 6 sudah berada di sekolah karena dulu kelas 5 sangat suka berangkat duluan untuk melihat dari teman-teman dari atas lantai 2 karena kelas 5 ruanganya di situ. Bukan hal itu juga si juga karena kalo ada apa2 terumata tugas rumah bisa dan asyik bisa berangkat pagi bisa melakukan banyak hal dan permaian sama temen sebelum masuk kelas serta biasanya setiap hari ada apel pagi kecuali hari juma'at sebelum masuk kelas karena Kepala sekolah mewajibkan agar ketahuan siapa saja yang datangnya telat baik dari siswa/siswinya sampai bapak/ibu guru juga. Yang menjadi hari wajib untuk harus sudah jam 6 pagi adalah hari senin kerana harus ada megikuti jam nol dengan ta’lim muta’alim sebelum upara bendera hari senin. Kala itu kepala sekolah ku terkenal disiplin tingkat tinggi, kalau ada siswa-siswa yang telat datang ikut upacara atau terlabat datang ke sekolah akan kenak hukuman. Kalo telat upacara disuruh berdiri didepan barisan yang panas sampai upcara selasi+kenak tarikan godek(*ramput depanya kuping) atau gitu kenak jewer sampai kuping merah,,, heehhehehehee seremm......!
Semua hari ku jalani seperti halnya anak SD/MI seusaianya dalam linkungan MIN Model Kawistolegi yang mana disitulah pembentukan karakter pertamaku mulai muncul. pada salah satu hari yang ketika aku di kelas 5 MI yang bisa merupakan hari yang tak singka-singka bisa menrasakan layaknya filem cartoon “Kapten Tsubasa”, yang mana hari itu adalah kejutan bagi siswa-siswa yang sering  bermain bola dan nonton Kapten Tsubasa yang terbayang-bayang bisa mengkuti dan memilki pelatih sepak bola sendiri. Sepertinya jadi kenyantaan sebagai motivasi diri.

            Pada pagi menjelang siang saat  semua siswa kelas 4-5 diminta berkumpul di AULA pada jam 11 oleh suara pak suprato yang keluar dari corong kantor yang mendengung kencang, karena ada sebuah perberitahuan sehubungan dengan adanya penambahan kegiatan ektra kulikuler. Kami semua anak kelas 4-5 putra dengan senang hati dan suka ceria menuruti intruksi karena saat masih ada jam pelajaran hehehehe (sama aj ank kecil sama gde suka namanya jam kosong,, hehehehee,, etss tapi beda kami cz sekolahku kala itu sdah mnerapkn sistem KBK jdi murid dg enjoy mnerima pelajaran). Lanjut ke intruksi berkumpul di AULA. Disana kami diperkenalkan dengan pak MIKO siswantoro selaku orang baru di keluarga besar MIN Model Kawistolegi oleh pak suprato* (*beliau adalah bgian kesiswaan seingatku itu hehhee). Beliau meperkenalkan kepda para siswa kelas 4 & 5 bahwa pak Miko adalah pelatih sepak bola yang akan mengajari kita main sepak bola dengan baik dan benar (Sekolah membentuk dan Launcing Sekolah Sepak Bola MIN Model Kawistolegi,,, senang nyeee,, ^_^). Duhai senangya hati ku dan teman2ku punya pelatih sepak bola baru dan pertama kali. Teriakan dan sorak-sorai membahana dalam Aula (kenangan ini membuatku terharu). Pak miko pun memperkenalkan diri dihadapan kita, kami pun sama memperkenalkan nama-nama kita dengan bangganya dengan luconan khas anak-anak kecil,, (mata ini jadi berkaca terbawah suasana kecilku dulu yang ceria sedih mempesona,, T_T).
            Singkat cerita, pada akhir perkenalan pak miko menyakan sekiranya jadwal kita latihan itu bisa hari apa aja (sore hari bakda ashar), agar nantinya tidak bentrok dengan kegiatan ekstrakulikuler yang lain  serta bimbel dan les komputer. Sejenak berdiskusi  kami berdiskusi, maka kami putusan dalam 1 pekan 3 kali latihan, yang mana ini seingatku ku y itu  rabu sama jumat sore hari jam 15.30-an bakdah ashar dan ahad pagi hari. Karena pada hari-hari itu siswa kelas 4 dan 5 pada kosong jadwal dengan kegiatan yang lain.
            Kami mulai latihan dengan senang dan semangat, masih terlingat dan tergambar jelas pak miko pertama kali melatih kami dengan perkenalan terhadap bola dan sistem alur latihan mulai dari setrecing sampai waming up perengangan, dan teknik dasar yang diajari beliau pada minggu-minggu pertama adalah bribling, keping(dalam/luar), operstep(dalam/luar), kontrol(kaki*dalam/luar, dada, paha, dan  kepala), heding, pasing dan jagling. Kesemua teknik2 dasar terbesut masih akudan  temen-temen pakek dalam bermain bola. (memang belajar waktu kecil ibarat mengukir diatas batu).
            Pada hari pertama latihan aku dan temen-temen tidak ada yang memakai sepatu bola, tapi yang dibawah adalah sepatu sekolah (maklum anak desa sepatu bola masih tersa istimewa kala itu). dalam hal kustum pun sama ga ada namanya kustum yang dipakai adalah seragam sekolah karena sekolah belum membelikan kostum.
            Setelah berapa bulan latihan *(kurang lebih seingatku itu 3 bulanan) pak miko mengajak kita latihan tandingan dengan SSB PUTRA ARWANA Cangkro untuk persahabatan dengan mereka. Kami dengan banga dan sangat senang,,, namun kita semua kebanyakan belum punya sepatu bola dan kostum belum ada. Dari pihak sekolahpun baru mau membelikan beberapa hari sebelum pertandinngan persahabatan tersebut. Aku pun sama karena belum punya sepatu bola maka aku minta bener-bener meminta kepada orang tua *(khususnya kepada bapaku) untuk dibelikan sepatu sampai menangis juga aku kepada bapak ibu. Kesokan sore harinya bapaku mengajak ke tokoh sepatu untuk mebelikanku sapatu bola untuk anak laki-lakinya yang dicintainya. Sangatlah senang hatiku dan semangat berlatih bola ku bertamabah (jika teringat kenangan itu terisi hati karena orang tua sangat mendukung anaknya yang besungguh sampai sekarang pun begitu *selagi dalam hal yang baik dan sungguh2 orangtuaku meridhaiku. Ingin selagi aku bisa melihat senyum kedua orang tuaku karena banga dengan putranya tak ingin kau lihat sedih dijawa mereka, jerih payah pengorbanan meraka sungguh luar biasa,).
            Hari yang telah ditunguh-tunguh telah tiba, pertandingan persahabatan itu dilakasanakan bakda ashar kala itu. namun semua anggota sudah persiapan setalh pulang sekolah. Keluargaku pun tidak ketinggalan informasi dan beberapa warga desa, karena SSB sekolah ini yang pertama kali ada di desaku, jadi pertandingan itu sudah jadi buah bibir warga desa terutama warga yang pria dan yang sering nongkrong di warung kopi.
            Persaanku dan teman-teman dedekan tak karuan, menjelang kedatangan SSB Putra Arwana Cangkro. Dengan mengenakan sepatu  Bola pertamaku persaanku tambah aneh dan sepertinya tak nyaman kaki ini memainkan bola dan bermain bola karena pertama kalinya aku memakai sepatu bola saat bermain bola. Memang kelas 5 MIN dulu sungguh banyak cerita yang sangat berkesan mengubah semngat jiwaku,sedih ceria, tangis tawa adalah hal yang luar biasa dengan persahabatan erat teman sekelas. Walupun sering ada konflik antar kelompok sekelas. Namun banyak bapak/ibu guru mengatakan bahwa angkatan kita (deki kecil n rencang2 alite) adalah angkatan terbaik dari sebelum2nya katanya si bapak/ibu guru, mulai dari kecerdasan, nilai hasil Ujian, kekompakan dan yang terpenting kita selalu bisa menghadapi konflik antar teman dengan tangis tawa ceria sedih bersama *(mungkin akan saya tulis  ceritanya pada part yang lain).
            Semua anggota tim siap, tim lawan pun sdah dtang, para warga desa dan bapak ibu guru pada datang untuk menyaksikan pertandingan perdana kita. Kedua tim sudah siap dilapangan kita berbaris ditengah lapangan dan saling perjabatan tangan. Lapangan terasa pun hanya terlihat dua warna kaos, kuning dan biru (*kuning  SSB Arwana dan *Biru SSB MIN Model Kawistolgi). Angota tim semuanya menempatakan diri pad posnya masing-masing, dan saya sendiri ditempatkan pelatih sebagai gelandangan penyerang yang membantu menguasai lapangan tengah dan menjaga alur permainan tim. Wasit meminta perwakilan dari kedua tim untuk memilih antara bola dan gawang, maka tim kami memilih bola karena sebagai tuan rumah. Dan saat yang sangat ditungguh oleh semua orang yang berada di sekitar dan didalam lapangan. Peliut panjang telah dibunyikan menandakan pertandingan telah dimulai, dan kulangahkan kakiku untuk lari menjemput bola,, prriiitttt.,,,,,  
Bersambung,,,,,,
Ke part yang akan lebih banyak cerita berkesan lagi banyak hikmahnya,,,




           
           

Post a Comment for "Masuk Lapangan (bagian Pertama)"